Sekali lagi, alhamdulillah. Pulihnya dunia pada tahun 2023 dari pandemi, tumbuh kembali ekonomi, menunjukkan kekuatan luar biasa sebagai ummat manusia, juga sebuah negara dengan sistem sosial yang terbangun.
Sekalipun kita masih merasakan, selalu ada yang kurang dan belum ideal namun optimisme adalah modal, harapan adalah kekuatan, itulah yang menjadi penopang dari hidup ini, dengan bersandar kepada kekuatan Ilahiyah.
Semua yang kita jalani, atas izin Yang Maha Kuasa, qudrah iradhah di luar kekuatan manusia.
Pandemi telah meninggalkan jejak yang masih dapat dibaca, secara fisik, kita melihat sisa-sia tempat cuci tangan, masker-masker tetap dijual, bahkan masih ada yang memakainya, kartu vaksin, bukti bayar tes PCR, Swab, dst.
Di atas semua itu, memori kolektif kita merasakan dampak-dampak secara sosial, ekonomi, hingga dunia pendidikan.
Misal, kualitas dari sistem pembelajaran dengan menggunakan peranti online terasa tidak semaksimal pertemuan tatap muka.
Generasi Covid-19, mengalami lost system untuk beberapa hal di bidang tatap muka, yang mestinya mereka dirasakan secara langsung dalam bentuk pengalaman (exprience).Atas kekurangan tersebut, harus diisi segera dalam pada saat ini dan masa depan. Lebih-lebih mereka merupakan kalangan yang disebutkan sebagai bagian dari bonus demografi.
Suatu kondisi, jumlah penduduk produktif atau angkatan kerja lebih besar dibandingkan penduduk yang tidak produktif.
Menurut data, tahun 2020-2030, Indonesia memasuki bonus demografi. Bonus demografi menjadi berkah bila angkatan kerja produktif bisa terserap pada pasar kerja.