Sekarang, kita punya sarana-sarana canggih untuk berdiskusi/musyawarat menyelesaikan masalah bersama.
Ada WA, Telegram, dll. Harusnya sarana-sarana ini bisa digunakan untuk diskusi dengan aturan Islam.
Tapi apa yang terjadi?
Semua sarana itu hanya digunakan untuk menyampaikan ucapan selamat ulang tahun, mengabarkan kematian, jualan, menyebarkan video capres. Tidak ada diskusi.
Bukankah ini sebenarnya kemubaziran?Seharusnya media-media sosial yang kita gunakan, dan kita bayar, seperti WA ini dapat jadi ajang diskusi yang intens.
Bukan hanya untuk diplototi dari pagi hingga malam. Dengan diskusi kita memulai langkah membangun simpul-simpul kekuatan masyarakat.
Masyarakat yang kuat lebih penting daripada penguasa yang kuat karena lebih efektif menangkal berbagai penyakit yang timbul di tengah masyarakat. (*)