Presiden Jokowi sangat mahfum betul, bagaimana peranan pers dalam menyebarkan informasi ke masyarakat luas, bahkan soal pembangunan kereta cepat Presiden tidak merahasiakan ke masyarakat, malah dengan gamblang presiden menyediakaan waktu khusus kepada awak media untuk menerangkan pembangunan kereta cepat Jakarta-Bandung itu, dan banyak soal kenegaraan dan kemasyarakatan yang disampaikan presiden selalu kepada wartawan pertama sekali.
Soal keterbukaan informasi harus diakui juga, Presiden Jokowi merupakan figure yang sangat transparan, lewat blusukan ke masyarakat menjadikan aspirasi rakyat dan informasi dari presiden ke masyarakatnya menjadi tak bersekat, justru konon kabarnya kebijakan presiden banyak dilandasi dari blusukan ke rakyat yang dipimpinnya itu.
Jadi aneh, kalau setingkat kepala negara menjadikan pers dan keterbukaan informasi publik sebagai hal penting dalam menjalankan roda pemerintahannya, masih ada juga pejabat di bawah Presiden yang mengatakan informasi publik ini dna itu tertutup, pers tidak boleh memberitakan, tidak eranya lagi badan publik bersembunyi dari ketertutupan informasi media massa dan media sosoial sangat berjibun banyaknya, jangan jadikan karir politik dan karir jabatan terhenti karena di-bully baik oleh media massa atau oleh 120 karakter di media sosial twitter.
Hari ini, puncak hari pers. Komisi Informasi tetap keukeuh terhadap fungsi pers nasional terutama dalam keterbukaan informasi. Bahwa pers adalah ujung tombak keterbukaan informasi publik. Ayo terbuka, informasi publik hak kita untuk tahu.Salam Transparan, bravo pers nasional. (*)
