Gubernur juga tidak jelas merumuskan tujuan dari laporannya. Apakah untuk menutup Harian Haluan? Mendesak permintaan maaf? Atau apa? Semuanya masih belum terlalu jelas. Kalau ingin mencari keadilan, jelas UU kita mengamanahkan untuk mengadu ke Dewan Pers, bukan polisi.
Bagi saya, pemimpin harus memiliki kesabaran ekstra. Jangankan gubernur, Ketua RT saja bisa dikritisi oleh warganya. Apalagi berhadapan dengan media, jelas ini kecerobohan. Mandat bagi media dalam demokrasi adalah menjaga rasionalitas publik, jangan ditakut-takuti kawan-kawan pers dengan membawa-bawa nama polisi.Saya harap apa yang saya duga lebih banyak salahnya. Semoga berita-berita yang muncul di media bukan hanya cerita yang disenangi penguasa. Momentum 20 tahun reformasi harus menjadi sarana evaluasi untuk mempertanyakan seberapa besar komitmen kita terhadap demokrasi yang saya tahu Pak Gubernur juga pernah ikut memperjuangkannya. Media adalah kawan, bukan mesin pembunuh. (*)