Festival Maek akan Dihadiri Arkeolog dan Seniman Dunia, Supardi: Peradaban Megalitik Maek Potensi Mengubah Sejarah Asia

×

Festival Maek akan Dihadiri Arkeolog dan Seniman Dunia, Supardi: Peradaban Megalitik Maek Potensi Mengubah Sejarah Asia

Bagikan berita
Ketua DPRD Sumbar, Supardi didampingi Jefrinal Arifin (Kadis Kebudayaan), S Metron (Kurator), Donny Eros Djarot (Direktur Festival) memberikan keterangan pers tentang Festival Maek di ruang khusus I DPRD Sumbar, Selasa. (humas)
Ketua DPRD Sumbar, Supardi didampingi Jefrinal Arifin (Kadis Kebudayaan), S Metron (Kurator), Donny Eros Djarot (Direktur Festival) memberikan keterangan pers tentang Festival Maek di ruang khusus I DPRD Sumbar, Selasa. (humas)

"Kini, penelitian peradaban Maek telah dilakukan peneliti asal Australia. Informasi yang kita terima dari Australia, tahapan penelitian terhadap sampel kerangka individu yang kita kirimkan, telah memasuki fase ke-12 dari 13 tahapan pengujian," ungkap Supardi.

Di antara penelitian yang dilakukan, tes DNA yang merupakan tahapan ke-11 dan analisis carbon dating C14 (tahapan ke-12).

"Ini merupakan langkah maju dalam mengungkap peradaban Megalitik Maek," ungkap Supardi.

Menurut Supardi, cerita tambo tentang Ranah Minang akan berubah drastis, jika misteri peradaban megalitik Nagari Maek terungkap berdasarkan hasil penelitian di Australia ini.

"Dari tuturan lisan seorang kerabat kerajaan Pagaruyung, Prof Puti Reni Raudhah Thaib pada kami, pengangkatan Raja Pagaruyung, diawali dengan semacam ritual 'permintaan restu' ke Nagari Maek," ungkap Supardi.

"Jika tuturan lisan Prof Raudhah Thaib itu disandingkan dengan kajian ilmiah tentang misteri peradaban Maek yang akan diungkap peneliti Australia ini menunjukan adanya peradaban Sebelum Masehi (SM), tentunya kisah atau cerita tambo Minangkabu, akan beralih ke Maek," terang Supardi.

Perubahan kisah tentang Tambo Minangkabau ini, juga diperkuat dengan hasil ekskavasi di Situs Bawah Parit yang membawa pada satu pendapat, bahwa lokasi tersebut di masa lampau berfungsi sebagai situs penguburan.

"Ini menandakan, adanya peradaban di Nagari Maek. Jika peradaban ini berkembang di periode sebelum masehi, tentunya akan jadi temuan baru bagi dunia," tukas Supardi.

Untuk penelitian lebih mendetail dalam mengungkap peradaban Megalitik Maek, terangnya, memerlukan dana besar dengan melibatkan peneliti lintas disiplin ilmu. Tentunya, juga memerlukan waktu penelitian yang panjang.

"Festival Maek ini sengaja kita gagas, agar dunia menaruh perhatian lebih terhadap keberadaan Situs Bawah Parit yang menyimpan 32 situs Menhir di kawasan seluas 22 hektar," ungkap Supardi.

Editor : Mangindo Kayo
Tag:
Bagikan

Berita Terkait
Terkini