Wakanda Taram; Potret Objek Wisata Berbasis CBT di Sumatera Barat, Beromset Rp2 Miliar per Tahun

×

Wakanda Taram; Potret Objek Wisata Berbasis CBT di Sumatera Barat, Beromset Rp2 Miliar per Tahun

Bagikan berita
Bermain rakit bambu, salah satu daya tarik objek wisata Wakanda Taram di Limapuluh Kota. (jadesta)
Bermain rakit bambu, salah satu daya tarik objek wisata Wakanda Taram di Limapuluh Kota. (jadesta)

Rata-rata kenaikan pendapatan petani hutan di daerah ini mencapai 15 persen per tahun.

Pada 2020 pendapatan petani hutan di Sumbar sebesar Rp1.517.160 per bulan. Angka itu naik 17,31 persen atau setara Rp262.550 pada 2021, jadi Rp1.779.710 per bulan.

Pada 2022 pendapatan petani hutan itu kembali naik 11,16 persen dari tahun 2021 atau setara Rp198.657, menjadi Rp1.978.367 per bulan dan naik lagi 17,24 persen atau Rp341.144 pada 2023 menjadi Rp2.319.511 per bulan.

"Beda pendapatan petani hutan dengan UMR Sumbar, tinggal Rp500 ribu per bulan. Dan itu, adalah angka rata-rata."

"Artinya, sudah cukup banyak petani hutan yang memiliki penghasilan lebih besar dari UMR yang saat ini Rp2,81 juta per bulan," ungka Yoswardi.

Perhutanan sosial memberikan harapan untuk memberikan hidup layak bagi masyarakat Sumbar yang sebagian besar berada di sekitar kawasan hutan.

Data Dinas Kehutanan Sumbar, sebanyak 850 nagari atau desa (81,97 persen) dari 1.157 nagari yang ada di Sumbar itu berada di sekitar kawasan hutan.

Artinya, sebagian besar masyarakat Sumbar, bisa memanfaatkan potensi yang ada di hutan melalui program Perhutanan Sosial.

Tentang Wakanda Taram

Secara geografis, Wakanda Taram ini hanya berjarak sekitar 10 km dari objek wisata Lembah Harau, yang merupakan destinasi wisata unggulan Kabupaten Limapuluh Kota.

Editor : Mangindo Kayo
Tag:
Bagikan

Berita Terkait
Terkini