PADANG (30/12/2024) - Ketua Gerakan Nasional Anti Narkotika (Granat) Sumatera Barat, Fajar Rusvan mendesak aparat penegak hukum (APH), untuk mengungkap asal usul narkoba jenis sabu dan extacy yang diamankan petugas keamanan (avsec) Bandara Internasional Minangkabau (BIM), Ahad lalu.
"Jumlah sabu-sabu yang dibawa pelaku, mencapai angka 1 Kg lebih serta pil extacy dalam 3 paket besar. Apa mungkin, pabriknya ada di Sumatera Barat ini," ungkap Fajar Rusvan dalam pernyataan tertulisnya, Senin.
Pernyataan ini disampaikan Fajar Rusvan, merespon keberhasilan personel keamanan bandara (aviation security/avsec) PT Angkasa Pura Indonesia (API) KC BIM (Injourney Airport BIM) mengidentifikasi seorang penumpang Super Air Jet IU817, Riyan (32), membawa narkoba.
Penumpang dengan tujuan Samarinda via Cengkareng itu, dicurigai petugas avsec karena tampak gugup sewaktu jalani pemeriksaan keamanan atau Passanger Screening Check Point (PSCP) 2.
Diketahui, pada tahap Pemeriksaan Keamanan 2 ini, calon penumpang wajib melepaskan ikat pinggang, jam tangan, topi, jaket, kunci, koin dan mengosongkan isi kantung celana/baju.
Kemudian, seluruh barang bawaan tersebut harus melewati mesin x-ray bagasi. Selanjutnya, calon penumpang itu juga harus melewati gawang detector logam (Walk Through Metal Detector/WTMD).Lalu, diperiksa personel avsec dengan menggunakan detector logam genggam (Hand Held Metal Detector/HHMD).
Saat diperiksa dengan HHMD inilah, pelaku kemudian tampak gugup.
Mungkin, karena faktor paket barang haram itu disimpan di dalam Korset Pinggang yang tampak dirancang khusus, melekat erat di pinggangnya.
Korset ini dirancang khusus, karena terdapat banyak kantongnya yang bisa menyimpan benda ukuran kecil.
Editor : Mangindo Kayo