PADANG (27/2/2025) - Objek wisata Lubuak Mande Rubiah, Peternakan Madu Galo-galo (Kelulut-red) dan Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) peninggalan zaman Belanda di Kecamatan Pauh, jadi objek studi lapangan peserta pelatihan Branding Digitalisasi Produk Pariwisata Kota Padang,
Sebanyak 50 peserta, diajak mencermati sekaligus menikmati paket wisata di kawasan perhutanan sosial yang dikelola Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Batu Busuak di Kelurahan Lambuang Bukik itu.
“Semoga, dengan pelatihan ini, peningkatan mutu SDM Pengelola Pariwisata Padang dalam mem-branding objek wisata yang dikelola Pokdarwis jadi makin lebih baik,” harap Kepala Dinas Pariwisata Padang, Yudi Indra Syani, disela kegiatan kunjungan lapangan, Kamis.
Lokasi pertama yang dikunjungi peserta pelatihan, objek wisata sejarah peningalan Belanda, PLTA Kuranji yang dibangun pada akhir abad ke-19.
Di tempat ini, peserta menelusuri bangunan PLTA yang sampai kini masih aktif memasok listrik ke PT Semen Padang di kawasan Indaruang, berjarak sekitar 10 Km dari lokasi.
Berbagai jenis teknologi pembangkit listrik peninggalan Belanda, terlihat masih aktif digunakan dalam memproduksi listrik.Bangunan yang masih terawat dengan berbagai cerita sejarah, dinikmati peserta dengan panduan tour guide dari Pokdarwis.
Setelah menelusuri bangunan sejarah peningalan Belanda tersebut, peserta diajak panitia mengunjungi Agrowisata Madu Lebah Galo-galo (Kelulut-red) yang dikelola masyarakat bekerjasama dengan Pokdarwis yang terletak 200 meter arah timur PLTA Kuranji.
Di kawasan perhutanan sosial ini, peserta diperkenalkan dengan tatacara beternak lebah tanpa sengat ini dalam menghasilkan madu.
Di kawasan ini, madu Galo-galo dikembangbiakan melalui cara alami di bawah pohon duren dan tanaman buah lainya.
Editor : Mangindo Kayo