PADANG (24/7/2025) - Ketua Umum Pengurus Pusat (PP) Persatuan Tarbiyah Islamiyah (Perti), Syarfi Hutauruk menyatakan, organisasi ini bukan lagi hanya diisi kaum surau. Kini, Perti telah berkembang jadi wadah para akademisi, pengusaha, intelektual serta politisi.
“Perti itu tidak lagi dicap urang surau saja, melainkan diisi akademisi, pemikir, intelektual. Banyak yang bergelar profesor dan doktor dalam ruangan ini. Termasuk para pemain,” kata Syarfi Hutauruk.
Hal itu disampaikannya, saat membuka Musyawarah Daerah (Musda) VII Pengurus Daerah (PD) Perti dan Persatuan Wanita Tarbiyah Islamiyah (Perwati) Sumatera Barat, di auditorium gubernuran Sumbar, Kamis.
Syarfi menyayangkan, minimnya perhatian pemerintah terhadap organisasi dan pendidikan keagamaan. Ia juga menyoroti tidak adanya ulama dari Sumatera Barat yang diangkat sebagai pahlawan nasional.
“Sayang, saat ini, pahlawan nasional tidak ada yang berlatar belakang ulama. Apa penyebabnya, karena pemerintah tidak memikirkan ulama lagi,” ujar Syarfi Hutauruk.
Ia menambahkan, akibat kebijakan politik kekuasaan, Madrasah Tarbiyah Islamiyah tidak lagi menerima bantuan pemerintah. Hal ini, membuat banyak madrasah beralih jadi pondok pesantren modern.“Dulu 700-800 Madrasah Tarbiyah Islamiyah tersebar di Sumbar. Sekarang banyak yang berubah jadi pondok pesantren modern. Tidak ada lagi Tarbiyah-nya, demi mendapat bantuan dari pemerintah,” tegasnya.
Syarfi menekankan pentingnya Musda ini, sebagai bagian dari konsolidasi ideologis dan strategis menjelang satu abad Perti pada 5 Mei 2028.
Ia berharap, Musda melahirkan pemimpin yang mampu menyatukan nilai tradisi dan inovasi.
“Musda ini bukan sekadar forum pergantian kepemimpinan, tetapi juga menjadi momentum konsolidasi ideologis dan strategis untuk merumuskan arah gerak organisasi ke depan,” ungkap Syarfi Hutauruk.
Editor : Mangindo Kayo