Boleh dikatakan, respon warga lapas terhadap materi yang diberikan bahkan lebih proaktif dari rata-rata, mungkin karena mereka punya banyak latar belakang dan pengalaman di tempat tinggal masing-masing. Mereka berasala dari berbagai kabupaten dan kota.
"Untuk pemasangan kotak bagi koloni galo-galo, kami juga kuat kok, Bu, tenaga kami tak kalah dari laki-laki hlo..", kata Uni Ta (bukan nama sebenarnya) ketika ada gagasan untuk mempraktekan langsung budidaya di lingkungan lapas.
"Mama ingin pula beternak nanti kalau sudah keluar dari lapas ini, InsyaAllah hanya beberapa bulan lagi", kata seorang Ibu yang dipanggil Mama oleh warga lainnya. Kami ingin pula mencoba di Kampung nanti...", kata seorang Ibu bersahaja yang dipanggil Nenek S oleh para yuniornya.
Mahasiswipun tak luput diajak berdikusi walau waktu amatlah sempit. Terasa betul kerinduan warga lapas untuk berinteraksi, maklum, sejak pandemi ini tak ada lagi jadwal berkunjung keluarga seperti sebelumnya, alangkah dahaga saudara kita ini, menahan rindu pada keluarga.
Sebelum acara berakhir dan warga lapas diarahkan petugas kembali ke sel, sebagian besar mengangkat tangan dan menunjukkan niat yang besar untuk mencoba berbudidaya lebah galo-galo nantinya.
Galo-galo adalah lebah tidak bersengat dan bisa diternakkan dilingkungan rumah, dapat membuat lingkungan tambah asri, karena agar madu banyak, kita akan berlomba menyiapkan bunga-bunga terbaik sebagai sumber pakannya.
Terbuka pula peluang usaha pembibitan bunga, buah dan tanaman lainnya bagi sesama peternak nantinya."Kami optimis, jika kita tindaklanjuti, kegiatan budidaya galo-galo ini dapat menjadi salahsatu kegiatan pembinaan unggulan bagi warga lapas!', jelas Kepala Seksi Pembinaan Narapidana dan Kegiatan Kerja (Kasi Binapigiatja), Yulidasni saat menerima Penyerahan Plakat dari Univeritas Andalas, amanah dari Ketua Jurusan Biologi FMIPA Unand, Dr. Wilson Novarino yang sangat mendukung Program Pengabdian Masyarakat ini.
'Aisyiah Sumatera Barat juga sangat senang bahwa kegiatan mereka telah berjalan sesuai harapan dan mendapat sambutan yang baik dari semua pihak. Mahasiswi yang tadinya merasa gelisah ketika baru pertamakali masuk lingkungan lapas, setelah berkegiatan bersama merasa terkesan dan bersyukur.
"Terimakasih ya Bu, telah membolehkan kami ikut menjalani kebersamaan dengan saudara kita di Lapas hari ini..., rasanya luar biasa diajak berkomunasi olah Ibu-Ibu dan kakak-kakak tadi, mereka memperlakukan kami dengan sangat bersahabat seperti keluarga... Tentu mereka sangat rindu keluarga ya Bu...", mereka saling menimpali.
Menjelang waktu dzuhur, kami telah dalam perjalanan kembali menuju Kampus Bukik Karamuantiang di Limau Manis Padang. Jelas bahwa kegiatan masih harus berlanjut ke depan.