Orangtua juga dapat mendorong anak untuk terlibat dalam aktivitas keluarga besar atau kegiatan masyarakat, seperti menolong dalam acara baralek atau kegiatan sosial.
Tujuannya bukan hanya untuk melatih keterampilan praktis, tetapi juga untuk membantu anak belajar tentang peran dan fungsi sosialnya dalam masyarakat.
Dengan demikian, anak-anak dapat terbantu dalam menemukan identitas diri mereka melalui pembelajaran budaya dan istiadat Minangkabau, yang dapat diperoleh melalui keterlibatan aktif dalam aktivitas di waktu luang tersebut.
Semoga dari pengalaman ini, anak-anak dapat belajar raso pareso, menjadi individu yang kuat dan berpengaruh dalam ranah Minang.
4. Memantau penggunaan teknologi dan media sosial
Orangtua harus terlibat aktif dalam memantau bagaimana anak-anak menggunakan teknologi ini, memastikan bahwa waktu layar dibatasi dan isi kontennya bersifat pendidikan dan bermanfaat.
Terutama di hari Sabtu dan Ahad, menghindari penggunaan teknologi yang berlebihan adalah suatu keharusan, dengan waktu yang direkomendasikan untuk bermain gadget atau menonton TV tidak lebih dari 2 jam.
Pentingnya pemantauan ini juga terkait dengan dampak psikologis dan sosial dari penggunaan teknologi yang berlebihan.Ketika anak-anak menghabiskan banyak waktu di depan layar, mereka dapat menjadi fokus pasif, hanya peduli dengan apa yang ada di layar dan kurang berminat untuk berinteraksi secara langsung.
Ini dapat menghambat kemampuan mereka menjadi pendengar yang baik saat diajak berkomunikasi oleh orangtua atau teman sebaya.
Selain itu, konten yang dikonsumsi oleh anak-anak juga perlu menjadi perhatian penting. Jika mereka terpapar pada konten yang negatif, seperti pornografi, ini dapat menyebabkan perilaku menyimpang dan bahkan berdampak pada tindakan kriminal yang berbahaya bagi diri mereka sendiri dan orang lain.