Kesenjangan Pelayanan Kanker: Tantangan dan Harapan

Foto Dr. Rhandyka Rafli, Sp.Onk.Rad(K)
×

Kesenjangan Pelayanan Kanker: Tantangan dan Harapan

Bagikan opini

Tingginya angka kejadian ini membutuhkan perhatian khusus dalam hal akses ke layanan kesehatan yang adekuat dan pengembangan program deteksi dini yang efektif.

Sistem rujukan kanker di Indonesia mengikuti model rujukan berjenjang yang dimulai dari fasilitas kesehatan tingkat pertama seperti klinik dan puskesmas untuk kegiatan preventif dan deteksi awal.

Pasien yang memerlukan perawatan lebih lanjut akan dirujuk ke rumah sakit tipe D atau C, dan kemudian ke rumah sakit tipe B dan A untuk layanan yang lebih spesialisasi seperti diagnostik, pembedahan, kemoterapi, radioterapi, dan layanan paliatif/supportif.

Namun, terdapat tantangan signifikan dalam distribusi fasilitas kesehatan yang memadai, terutama untuk layanan spesialis kanker.

Hanya beberapa rumah sakit, seperti RS UNAND yang memiliki layanan unggulan kanker terpadu dan RSUP M. Djamil sebagai rumah sakit rujukan vertikal, yang memiliki fasilitas untuk radioterapi, yang mana sangat penting dalam pengobatan kanker.

Fasilitas ini tidak hanya melayani pasien dari Sumatera Barat tetapi juga dari provinsi tetangga, menyebabkan kepadatan pasien dan antrean yang panjang.

Selain itu, kurangnya dokter spesialis dan subspesialis kanker di provinsi ini menambah beban pada sistem kesehatan.

Meskipun ada peningkatan jumlah dokter subspesialis onkologi melalui program-program pendidikan dan pelatihan yang didukung oleh Kementerian Kesehatan, masih diperlukan lebih banyak sumber daya dan waktu untuk benar-benar mengatasi kekurangan ini.

Salah satu tantangan terbesar dalam meningkatkan fasilitas kesehatan untuk layanan kanker di Sumatera Barat adalah biaya dan ketersediaan peralatan medis canggih.

Mesin seperti linear accelerator, MRI, dan CT scan memiliki harga yang sangat tinggi, dan memerlukan investasi signifikan.

Tag:
Bagikan

Opini lainnya
Terkini