Sekarang, dengan jiwa besar dan moralitas yang dimiliki Bung Fahmi, beliau tidak mau lagi memangku jabatan WR.
Sebuah sikap dan moral yang luar biasa dari seorang Fahmi, terutama jiwa besar bahwa seorang yang Bung Fahmi tidak gila jabatan.
Jiwa besar yang dimiliki Fahmi, sosok intelektual kampus yang moralis.
Moralitas ini sebenarnya sudah sangat luntur dan sangat pudar di kampus.
Kepintaran yang mereka miliki hanya untuk perebutan kekuasan.
Di kepalanya hanya ada dua hal; pertama, bagaimana jabatan bertahan lama dan bagaimana dari jabatan itu bisa memperkaya diri sendiri (Zaiyadam Zubir, 2002).Bung Fahmi jauh jauh sekali dari 2 karakter di atas. Bung Fahmi seorang yang humanis dan moralis.
Bahkan, disinyalir kelompok yang menuntut Bung Fahmi itu, memiliki target untuk bisa menggantikan jabatan Bung Fahmi.
Namun, desakan dari kelompok dosen muda, meminta rektor untuk tidak memilih dari kelompok yang menzalimi Bung Fahmi.
Kelompok yang meghambakan diri untuk kekuasan. Kelompok yang gila kekuasaan.