Di balik layar, setiap ketukan jari kita membentuk narasi digital yang mencerminkan identitas dan kepribadian kita.
Oleh karena itu, sudah selayaknya kita menyadari bahwa setiap kata yang kita tulis di dunia maya memiliki konsekuensi, baik positif maupun negatif.
Kesantunan berbahasa bukan sekadar aturan formal, melainkan cerminan dari tata krama dan etika yang kita miliki.
Setiap kata yang kita ketik adalah jendela yang mengarah pada isi hati kita. Kata-kata yang kasar, menghina, atau menyakitkan tidak hanya melukai perasaan orang lain, tetapi juga menunjukkan kepribadian kita yang sebenarnya.
Sebaliknya, kata-kata yang santun, sopan, dan penuh empati akan membangun hubungan yang positif dan harmonis di dunia maya.
Ingatlah bahwa sekali kata-kata terucap atau terunggah, sulit untuk kita tarik kembali. Oleh karena itu, marilah kita bijak dalam memilih kata-kata yang kita gunakan.Dalam konteks media sosial, kesantunan berbahasa menjadi semakin penting. Pasalnya, media sosial memiliki jangkauan yang sangat luas dan cepat menyebar.
Sebuah komentar negatif yang kita tulis dapat dengan mudah menjadi viral dan merusak reputasi seseorang atau bahkan sebuah komunitas.
Oleh karena itu, sebelum kita menekan tombol "kirim", ada baiknya kita berpikir terlebih dahulu apakah pesan yang ingin kita sampaikan sudah benar-benar sopan dan bermanfaat.
Kesantunan berbahasa di media sosial adalah cerminan dari karakter bangsa. Jika kita ingin membangun masyarakat yang lebih baik, maka kita harus mulai dari diri sendiri dengan selalu menggunakan bahasa yang santun dan sopan dalam berinteraksi di dunia maya.
