Hasil dari perang 'Ain Jalut itu adalah: Bersatunya kembali Mesir dan Syam dalam kekuasaan umat Islam, bangkitnya rasa izzah dan kepercayaan diri kaum muslimin dan melemahnya ekspansi Mongol ke wilayah-wilayah Islam.
SAYA punya keyakinan, jika ada satu orang saja dari raja-raja Arab menyambut fatwa Ulama untuk berjihad di Palestina, lalu dia kerahkan segenap kekuatan yang Allah anugerahkan kepadanya berupa harta, senjata dan bala tentara, menyerang israhell, maka peta kekuatan akan berubah.
Saya yakin, israhell akan dicekam ketakutan, karena Allah sudah kabarkan bahwa mereka memang pengecut.
Dengan persenjataan sederhana saja oleh para pejuang dan mujahidn Plestina, israhell sudah dirundung ketakutan, mereka lari terbirit-birit menyelamatkan diri masing-masing.
Apalagi kalau dengan persenjataan canggih milik para pemimpin Arab. Hanya saja mental dan karakter seperti itu belum muncul.
Dulu, sebelum perang 'Ain Jalut meletus, kekuatan pasukan Mongol (Tatar) tak ada tandingannya. Pasukan Jenghis Khan itu telah menumbangkan Khilafah Abbasiyah yang telah berumur sekitar 6 abad.
Kota Baghdad mereka hancurkan sehingga banjir darah kaum muslimin bercampur tinta buku-buku karya para Ulama. Hampir seluruh wilayah Iraq dan Syam mereka taklukkan.Untunglah Allah takdirkan bangkitnya Saifuddin Qutuz, yang membawa pasukan yang tidak terlalu istimewa dari Mesir.
Berhadapan dengan 10 ribu lebih Pasukan Hulagu Khan di Palestina (di daerah Jenin).
Tapi, pasukan inilah yang menorehkan tikungan sejarah Umat Islam. Membangkitkan kembali rasa percaya diri dan keyakinan akan pertolongan Allah.