Data INSG (2024) mencatat bahwa Indonesia memiliki lebih dari 143 juta pengguna aktif media sosial, dengan rata-rata waktu penggunaan mencapai 3 jam 14 menit per hari.
DALAM lanskap bisnis yang semakin kompetitif, komunikasi pemasaran tidak lagi sekadar sarana untuk memperkenalkan produk. Lebih dari itu, ia menjadi strategi penting dalam membangun hubungan emosional dengan konsumen, menyampaikan nilai, serta memperkuat citra merek.
Di era digital, transformasi besar dalam komunikasi pemasaran terlihat jelas melalui media sosial, yang kini menjadi ruang utama interaksi antara merek dan audiens.
Salah satu bentuk transformasi paling menonjol adalah influencer marketing. Influencer tidak hanya menjadi wajah promosi, melainkan penghubung antara brand dan konsumen.
Dibandingkan strategi iklan tradisional, influencer marketing dinilai lebih efektif karena pesan disampaikan secara personal, relevan, dan autentik.
Mengapa Influencer Marketing Efektif?Penelitian dalam lima tahun terakhir, seperti yang dilakukan oleh Jin, Aziz Muqadam, dan Ehri Ryu pada tahun 2019 yang berjudul “Instafamous and social media influencer marketing.”
Lalu, penelitian berjudul “Influencer marketing: Social media influencers as human brands attaching to followers and yielding positive marketing results. Journal of Retailing and Consumer Services,” yang ditulis oleh Chung-Wa Chloe Ki dan teman-teman (2020), menunjukkan bahwa konsumen lebih mempercayai rekomendasi dari individu yang mereka ikuti di media sosial, dibandingkan iklan perusahaan.
Fenomena ini dikenal sebagai parasocial relationship, yaitu hubungan seolah-olah dekat antara influencer dan pengikutnya. Kedekatan emosional ini membuat pesan pemasaran lebih mudah diterima.