Anak, Dunia Digital dan Cermin Nilai di Rumah

Foto Muhibbullah Azfa Manik
×

Anak, Dunia Digital dan Cermin Nilai di Rumah

Bagikan opini
Ilustrasi Anak, Dunia Digital dan Cermin Nilai di Rumah

Itulah inti yang sejalan dengan puisi Dorothy — children learn what they live.

***

Sosiolog pendidikan memandang puisi ini sebagai fondasi pendidikan karakter. Ia bukan teori rumit, melainkan refleksi sehari-hari tentang hubungan antara lingkungan, nilai, dan pembelajaran sosial.

Dalam konteks Indonesia yang kini sibuk membicarakan profil pelajar Pancasila, puisi ini seperti akar dari konsep itu: anak yang tumbuh dengan kejujuran, rasa aman, dan kasih sayang akan menjadi manusia yang beriman, mandiri, dan gotong royong.

Namun tantangan baru muncul. Di era di mana “parenting” menjadi konten yang bisa diikuti atau dikomentari publik, nilai pengasuhan sering terjebak dalam standar sosial media — bukan kesadaran personal.

Banyak orang tua lebih sibuk menunjukkan citra “keluarga ideal” ketimbang benar-benar hadir secara emosional.

Padahal, seperti kata Dorothy, “If a child lives with security, he learns to have faith in himself.” Rasa aman itu bukan berasal dari rumah besar atau sekolah mahal, melainkan dari konsistensi kasih sayang — dari pelukan yang tak perlu diunggah dan kata maaf yang diucapkan tulus.

***

Suatu sore, Damar menulis di papan tulis kecil di ruang tamu:

If a child lives with friendship, he learns that the world is a nice place to live.”

Tag:
Bagikan

Opini lainnya
Terkini