PADANG PANJANG (26/8/2021) - Manajemen Perusahaan Otobus Naikilah Perusahaan Minang (PO NPM) yang berkantor pusat di Padang Panjang, terpaksa mengandangkan bus mereka sejak virus corona makin merebak luas.
Perusahaan oto bus antarkota antarprovinsi (AKAP) tersebut, ketika itu, memilih berhenti beroperasi sesaat, karena menurunnya jumlah penumpang dan tak berani ambil risiko terjaring petugas.
"Sejak pandemi ini, jumlah penumpang bus menurun drastis. Bus yang bisa beroperasi sejak pandemi hanya kisaran 5-6 bus per hari. Beda halnya dengan sebelum pandemi yang bisa mengoperasikan 7-8 bus, bahkan lebih," cerita Rusdi Warman, bendahara di PT NPM Group.
Minimnya bus yang bisa beroperasi, berdampak turunnya omzet. Pendapatan bus seperti penyewaan bus pariwisata, saat lebaran, tahun baru maupun keberangkatan haji, juga tidak ada. Para supir pun terpaksa diistirahatkan dan harus menunggu cukup lama mendapat giliran membawa bus lagi.
Tak ingin larut dengan keadaan, NPM terus berupaya dan mencoba berbenah selama pandemi ini. Dikatakan Rusdi, pihaknya telah mengambil langkah antisipatif dan menerapkan kebijakan operasional.
"Tentu kami mendukung kebijakan pemerintah dalam menghadapi pandemi Covid19 dengan menjalankan protokol kesehatan (Prokes)," katanya.Ditambahkannya, selama ini pihaknya terus meningkatkan pelayanan berbasis Prokes kepada penumpang, mulai dari loket hingga berada di dalam bus.
"Tak hanya itu, kami juga meningkatkan kenyamanan penumpang dengan memaksimalkan fasilitas bus, agar penumpang merasa nyaman saat dalam perjalanan," sebutnya.
Rusdi berharap, pandemi ini cepat berlalu agar semua kegiatan menjadi normal dan kegiatan operasional transportasi kembali seperti semula. (rls)
Editor :