50 Wisatawan Malaysia Melancong di Agam, Museum Buya Hamka jadi Agenda Wajib, Ini Alasannya

×

50 Wisatawan Malaysia Melancong di Agam, Museum Buya Hamka jadi Agenda Wajib, Ini Alasannya

Bagikan berita
Pengelola museum Buya Hamka, Ustad Dasiri memberikan keterangan tentang ulama asal Sungai Batang itu pada 50 wisatawan Malaysia yang datang berkunjung, Kamis. (istimewa)
Pengelola museum Buya Hamka, Ustad Dasiri memberikan keterangan tentang ulama asal Sungai Batang itu pada 50 wisatawan Malaysia yang datang berkunjung, Kamis. (istimewa)

AGAM (9/6/2023) - Sebanyak 50 orang wisatawan mancanegara (Wisman), berkunjung ke sejumlah objek wisata di Kabupaten Agam. Rombongan ini dibawa Tour Travel Pari-Pari Terbang asal Malaysia.

Wisman asal negeri jiran ini, melancong selama 5 hari 4 malam di Agam dan Sumatera Barat secara umum, dengan lokasi istirahat salah satu home stay di Luhak Nan Tuo itu.

"Agenda wisatawan asal Malaysia ini selama di Agam sepanjang Kamis (8/6/2023) di antaranya, makan siang di Dangau Pasawangan Canduang, dilanjutkan ke Nagari Koto Gadang melihat kerajinan perak dan berkunjung ke Museum Rumah Kelahiran Buya Hamka di Maninjau," ungkap pemandu perjalanan yang juga Ketua Asosiasi Homestay Agam, Admiralim Adaz, Jumat.

Kepala Dinas Pariwisata Pemuda dan Olahraga Kabupaten Agam, Syatria menyambut hangat kedatangan wisatawan yang mayoritas kaum hawa itu, saat berkunjung ke Museum Buya Hamka di Maninjau.

"Selamat datang di Nagari Sungai Batang, yang memiliki alam dan suasana asri di tepian Danau Maninjau," ungkap Syatria saat menyambut kedatangan rombongan.

Di momen itu, Syatria juga menanyakan alasan orang Malaysia, sangat antusias dengan Buya Hamka, salah seorang ulama besar asal Nagari Sungai Batang.

Salah seorang wisatawan menjawab, karena Buya Hamka merupakah tokoh intelektual muslim terkemuka dan jadi catatan sejarah yang dipelajari siswa di sekolah-sekolah Malaysia.

"Buya Hamka dahulu juga pernah menetap di negeri jiran serta aktif di bidang pendidikan dan dakwah Islam," ungkap salah seorang wisatawan.

Acara dilanjutkan dengan penjelasan dari pengelola museum, Ustad Dasiri. Dia menceritakan riwayat hidup Buya Hamka.

Rombongan kemudian melanjutkan perjalanan ke Puncak Lawang dan makan malam di Homestay Jiwa Malapeh. (*)

Editor : Mangindo Kayo
Tag:
Bagikan

Berita Terkait
Terkini