Dikesempatan itu, Mahyeldi menegaskan pentingnya konektivitas antarwilayah. Ia menyebut bahwa akses jalan antara Kabupaten Lima Puluh Kota dan Pasaman sudah mulai dibangun, dan akan menghubungkan Museum PDRI dengan Museum Tuanku Imam Bonjol di Pasaman.
"Kita berharap langkah ini menjadi awal dari pengembangan kawasan wisata sejarah terpadu. Dengan begitu, nilai sejarahnya tidak hanya terjaga, tetapi juga memberikan dampak ekonomi yang positif bagi masyarakat sekitar," ujar Mahyeldi.
Mahyeldi mengungkapkan, Museum PDRI bukan sekadar tempat penyimpanan artefak dan dokumen sejarah.
Namun merupakan monumen hidup yang mengisahkan perjuangan luar biasa bangsa saat mempertahankan kemerdekaan.
"Pemerintahan Darurat Republik Indonesia adalah simbol perlawanan dan keteguhan para pemimpin kita di masa sulit," kata Mahyeldi.
Mahyeldi juga memberikan penghormatan kepada masyarakat Koto Tinggi atas dedikasi dalam mewujudkan museum PDRI.Ia berharap, museum ini menjadi salah satu gerbang menuju Indonesia yang lebih maju, berakar pada sejarah, dan siap menghadapi tantangan masa depan.
Selain Museum PDRI, Fadli Zon bersama Mahyeldi, juga meresmikan Museum Tan Malaka di Nagari Pandam Gadang, yang diharapkan dapat menjadi pelengkap dalam narasi sejarah perjuangan bangsa. (*)
Editor : Mangindo Kayo