74 Peserta Ikuti Sekolah Ruang Isyarat yang Digagas Kementerian Sosial Masyarakat BEM KM Unand

×

74 Peserta Ikuti Sekolah Ruang Isyarat yang Digagas Kementerian Sosial Masyarakat BEM KM Unand

Bagikan berita
Peserta kegiatan Sekolah Ruang Isyarat" foto bersama usai pembukaan kegiatan yang digagas Kementerian Sosial Masyarakat BEM KM Universitas Andalas (Unand) bersama Teman Tuli dan Juru Bicara Isyarat (JBI) serta volunteer, 18 Mei 2025. (istimewa).
Peserta kegiatan Sekolah Ruang Isyarat" foto bersama usai pembukaan kegiatan yang digagas Kementerian Sosial Masyarakat BEM KM Universitas Andalas (Unand) bersama Teman Tuli dan Juru Bicara Isyarat (JBI) serta volunteer, 18 Mei 2025. (istimewa).

PADANG (2/6/2025) – Sebanyak 74 orang peserta ikuti kegiatan “Sekolah Ruang Isyarat” yang digagas Kementerian Sosial Masyarakat BEM KM Universitas Andalas (Unand) bersama para volunteer.

Kegiatan ini dibuka Pokja Pendidikan dan Pengajaran pada Unit Layanan Disabilitas dan Konseling (ULDK) UNAND. Puji Gufron Rhodes, 18 Mei 2025. Dalam sambutannya, Puji menekankan pentingnya membangun masyarakat yang inklusif.

“Untuk menciptakan lingkungan dan masyarakat yang inklusif harus dimulai dengan individu yang inklusif. Dengan adanya sekolah ini sangat membantu sekali dalam perwujudannya,” terang Puji sekaitan acara yang diinisiasi bersama Teman Tuli dan Juru Bicara Isyarat (JBI) itu.

Dalam pemaparan materinya bertajuk “Disability Awareness,” Puji membahas seputar pentingnya kesadaran terhadap keberagaman kemampuan. Kemudian, cara menciptakan ruang aman dan setara bagi semua kalangan.

Materi ini memberikan pondasi awal bagi peserta dalam memahami pentingnya inklusivitas di lingkungan sosial, pendidikan, dan pekerjaan.

Sementara itu, Menteri Kementerian Sosial Masyarakat BEM KM Unand, Arga Zaifullah menjelaskan, pelatihan ini digelar karena makin banyaknya orang berkebutuhan khusus serta mewujudkan masyarakat dan kampus yang inklusif atau peduli dengan sesama dan setara

“Sekolah Ruang Isyarat ini digelar untuk mengerti bagaimana cara berkomunikasi atau bersikap yang baik kepada teman-teman tuli. Ini juga adalah langkah awal kita untuk masuk dan menelusuri dunia mereka dan menambah rasa setara,” ungkapnya.

Usai sesi pertama, kegiatan dilanjutkan oleh teman-teman Tuli yang membagikan pengalaman dan pengetahuan mengenai budaya Tuli serta pengenalan bahasa isyarat dasar.

Peserta belajar mengenal huruf dan angka dalam bahasa isyarat, serta latihan isyarat sederhana seperti perkenalan dan sapaan sehari-hari.

Momen ini menjadi pengalaman yang sangat berharga bagi para peserta untuk secara langsung berinteraksi dan belajar dari Tuli sendiri.

Editor : Mangindo Kayo
Sumber : Rilis
Bagikan

Berita Terkait
Terkini