PADANG PARIAMAN (24/7/2025) - Gubernur Sumbar, Mahyeldi mengungkapkan, kebutuhan jagung di Sumbar saat ini mencapai sekitar 2,48 juta ton per tahun.
Sementara, kapasitas produksi lokal baru mampu memenuhi sekitar 40 persen dari total kebutuhan. Selebihnya, pasokan harus didatangkan dari luar provinsi.
“Ini jadi tantangan sekaligus peluang besar bagi kita. Apalagi sektor peternakan di Sumbar terus berkembang, sementara kebutuhan jagung sebagai pakan juga semakin tinggi. Karenanya, kita mulai menggerakkan potensi lahan yang selama ini belum tergarap,” terang Mahyeldi.
Hal itu disampaikannya, saat peluncuran program penanaman jagung bertajuk “Ba Jaguang: Dari Ranah Minang untuk Ketahanan Pangan Indonesia,” di Nagari Ulakan Tapakis, Kabupaten Padang Pariaman, Kamis.
Program ini hasil dari kerjasama Pemerintah Provinsi Sumatera Barat bersama Kepolisian Daerah (Polda) Sumbar dengan menggandeng investor yakni PT Mekar Agrifin Teknologi (Paten Mekar Tani) dan PT Mekar Investama Teknologi (MEKAR) sebagai investor.
Penanaman tahap awal dilakukan pada lahan seluas 300 hektare di sejumlah nagari di Padang Pariaman, dan akan dilanjutkan ke kabupaten/kota lain di Sumbar.“Alhamdulillah, kita tidak sendiri. Ini adalah kerja besar yang harus dilakukan secara bersama-sama, antara pemerintah, Polri dan dunia usaha, serta tentunya petani kita di lapangan,” tambah Mahyeldi.
Kapolda Sumbar, Irjen Pol Gatot Tri Suryanta menyatakan, gerakan ini merupakan bagian dari upaya mendukung visi nasional Presiden Prabowo Subianto dalam bidang ketahanan pangan, sekaligus memanfaatkan lahan-lahan tidur yang selama ini belum produktif.
“Targetnya kita tanam hingga 1.000 hektare jagung di berbagai daerah Sumbar sampai Agustus nanti. Ini bukan hanya soal swasembada pangan, tapi juga soal ekonomi masyarakat,” terangnya.
“Kalau rata-rata panen biasanya 7 ton per hektare, kita dorong hingga bisa mencapai 10 ton. Investor menyediakan bibit, teknologi, pendampingan, bahkan penyerapan hasil panen. Semua sudah disiapkan,” tambah dia.
Editor : Mangindo Kayo