Setiap Tiga Detik Ditemukan Satu Orang Terkena Stroke

×

Setiap Tiga Detik Ditemukan Satu Orang Terkena Stroke

Bagikan berita
Gubernur Sumbar, Mahyeldi didampingi Ketua Kolegium Neurologi Indonesia, Prof Syahrul menggunting pita tandai dimulainya FINEST Tahun 2025 di Padang, Sabtu. (humas)
Gubernur Sumbar, Mahyeldi didampingi Ketua Kolegium Neurologi Indonesia, Prof Syahrul menggunting pita tandai dimulainya FINEST Tahun 2025 di Padang, Sabtu. (humas)

PADANG (4/10/2025) - Hasil Survei Kesehatan Indonesia (SKI) Tahun 2023 menunjukkan, prevalensi Stroke di Indonesia adalah 8,3 per 1.000 penduduk, sedangkan Sumatera Barat lebih tinggi yaitu 8,8 per 1.000 penduduk.

Selain itu, beban pembiayaan kesehatan akibat stroke pada Tahun 2023 mencapai angka Rp5,2 triliun. Begitupun dengan vertigo, sebagai penyakit neurologi yang umum terjadi.

“Gangguan neurologis ini dapat dicegah sejak dini, dengan cara mengendalikan faktor risiko, menerapkan gaya hidup sehat, makan bergizi seimbang, berolahraga teratur, mengelola stres, menghindari rokok dan alkohol serta memastikan keamanan diri untuk mencegah terjadinya cedera,” ungkap Mahyeldi.

Hal itu disampaikannya, saat membuka Forum Ilmiah Neurologi Sumatera (FINEST) 2025 di Padang, Sabtu. FINEST 2025 ini mengambil tema; “Experiences, Challenges, and New Trends in Neurology.”

Gangguan neurologis merupakan kondisi kesehatan yang melibatkan gangguan pada sistem saraf, meliputi otak, sumsum tulang belakang dan saraf itu sendiri.

“Di Indonesia kasus neurologis sering terjadi adalah stroke, epilepsi, penyakit Alzheimer, penyakit Parkinson dan gangguan perkembangan saraf pada anak-anak,” sebut Mahyeldi.

Data Global Burden Desease and Infection (GBD) Tahun 2021, menunjukkan adanya peningkatan beban penyakit akibat gangguan neurologis.

Dimana, jumlah seluruh kecacatan, penyakit dan kematian dini akibat gangguan neurologis meningkat sebesar 18% sejak tahun 1990.

“Kondisi ini menjadikannya penyumbang utama beban penyakit secara global melebihi penyakit jantung dan pembuluh darah,” katanya.

Data spesifik gangguan neurologis di Indonesia masih sangat terbatas. Namun, observasi pada klinik/ rumah sakit dan survei penelitian menunjukkan bahwa gangguan neurologi menempati peringkat pertama daftar penyakit rawat jalan di rumah sakit Indonesia.

Editor : Mangindo Kayo
Bagikan

Berita Terkait
Terkini