Acara ini turut diperkaya dengan pandangan filosofis dari penceramah, Buya H. Marfendi Dt Basa Balimo, yang mengupas tuntas tentang Kepemimpinan yang Lahir dari Ketaatan Tauhid yang Murni.
Buya Marfendi menegaskan bahwa surutnya kualitas kepemimpinan adalah cerminan dari iman yang surut, sekaligus menekankan pentingnya regenerasi yang berfondasi pada pendidikan iman yang kokoh.
Beliau juga memberikan sorotan historis, menyebut Bukittinggi sebagai tempat strategis penyelenggaraan karena pernah menjadi Ibukota RI Darurat (PDRI) pada 1949, merefleksikan semangat perjuangan yang tak pernah padam.
Komitmen Masa Depan
Secara keseluruhan, Milad ke-120 ini menjadi penanda bahwa semangat perjuangan Syarikat Islam terus hidup.
Organisasi ini bertekad memberikan pemikiran konstruktif dan membantu pemerintah dalam mengatasi ketimpangan sosial ekonomi, meneruskan cita-cita mulia yang dicetuskan sejak berdirinya Sarekat Dagang Islam pada tahun 1905.Dalam kegiatan milad dilaksanakan potong tumpeng dalam mengungkapkan rasa syukur, memohon keselamatan, dan mencapai cita-cita serta kesuksesan.
Potongan bagian atas diberikan kepada orang yang dihormati pada bagian bawah dibagikan kepada semua tamu sebagai simbol kebersamaan, persaudaraan, dan kesetaraan.(*)
Editor : Mangindo Kayo
