Inilah Kisah Rantau Malin dari Palito Nyalo

×

Inilah Kisah Rantau Malin dari Palito Nyalo

Bagikan berita
Salah satu penampilan panggung grup Palito Nyalo.
Salah satu penampilan panggung grup Palito Nyalo.

VALORAnews -- Penampilan Group Palito Nyalo yang membawakan cerita 'Rantau Malin,' Rabu (22/11/2017) malam, terlihat begitu apik dan memukau. Dewan Juri serta puluhan pasang mata hadirin yang memadati lokasi lomba pun seakan terhipnotis dari berbagai aksi para seniman handal tersebut.

Mulai dari awal memasuki arena pentas, gerak gerik tari yang diiringi alunan musik tradisional dan dialog tutur bahasa yang mudah dipahami itu pun melihatkan kematangan persiapan.

Cerita yang diperankan Ilno Jackeny Revega Ammara sebagai Malin cukup menyedihkan. Yaitu perjalanan hidupnya yang berasal dari sebuah perkampungan nelayan di bumi Ranah Minang. Malin hanya tinggal bersama ibunya. Kesusahan yang selalu menyelimuti kehidupannyalah yang mendatangkan pemikiran untuk pergi merantau demi merobah taraf perekonomian.

Malin pun minta izin pergi merantau namun ibu atau 'mandehnya' itu kurang setuju. Mungkin dikarenakan Malin anak satu-satunya serta segala-galanya bagi perempuan paruh baya tersebut. Akan tetapi, di tengah kebimbangannya itu untung datanglah sang Mamak (saudara kandung dari Ibu) yang lalu menjelaskan pada sang ibu.

"Mari kita biarkan Malin marantau dulu sesuai pepatah Minang, Karatau madang di ulu Babuah babungo balun, Ka rantau bujang daulu Di kampuang baguno balun (Keratau madang di hulu, Berbuah berbunga belum, Merantau Bujang dahulu Di kampung berguna belum). Merantau adalah proses perjalanan kecil yakni hijrah dari tiada mencari ada," jelas sang Mamak.

Malin pun akhirnya direlakan sang Ibu untuk merantau. Mamak berpesan pada Malin, semoga elok-elok di Rantau, jadi orang baik dan jangan lupa beribadah. Singkat cerita Malin pun meninggalkan keluarga, kampung tercinta dan telah berada dirantau. Dalam perjalanan berbagai tantangan dilalui Malin, kehidupan perih dialaminya sehingga teringat ibunya di kampung.

Namun berkat kesabaran, keyakinan dan doa yang selalu dipanjatkannya kepada Allah Swt suatu ketika dalam kesusahan akhirnya Malin bertemu dengan saudagar kaya yang diketahui memiliki banyak kapal besar. Malin lalu dibina, diajak bekerja sehingga akhirnya dipercaya menjadi nakhoda kapalnya. Seiring berjalannya waktu dari tahun ke tahun Malin pun menjadi kaya raya.

Sehingga, setelah sekian lama di rantau, terlintaslah dipikiran Malin untuk berniat pulang ke kampung halamannya. Malin memasang niatnya itu melalui status yang di upload melalu media sosial Facebook, WA, twitter serta intagramnya. Yang pada akhirnya diketahui teman-teman, sahabat dan orang-orang di kampungnya.

Hal itu menyebabkan orang-orang di kampung jadi heboh. Tak pelak sebagian mereka seakan tak mempercayai Malin akan pulang kampung, dengan membawa hasil kesuksesannya di perantauan. Ternyata benar, Malin akhirnya tiba di kampung sebagai seorang yang kaya raya. Ia yang berdiri gagah itu disambut langsung disambut ibunya teman-teman dan orang kampung lainnya.

Tetapi, kesuksesan yang diraih Malin tidak menjadikannya sombong dan angkuh di hadapan 'Rang Kampuang.' Malin pun disamping menyejahterakan kehidupan orang tuanya juga bertekad membangun kampung halaman. Berbagai fasilitas pun dibangunnya, termasuk usaha keluarga dan hal-hal yang dapat menggerakkan perekonomian masyarakat kampungnya. Di akhir cerita sang Malin pun bertemu jodohnya dan langsung melakukan perkawinan yang disambut meriah warga setempat.

Editor : Devan Alvaro
Tag:
Bagikan

Berita Terkait
Terkini