Geliat Ekonomi Pasar Raya Padang dalam Wajah Kesemrawutan

Foto Andi ST MT
×

Geliat Ekonomi Pasar Raya Padang dalam Wajah Kesemrawutan

Bagikan opini

Kawasan yang sebelumnya sangat semrawut, jalan dipenuhi tenda, payung-payung dan lapak-lapak PKL yang berjualan di tengah dan badan jalan serta area parkir, tenda-tenda plastik milik PKL yang membentang sepanjang bangunan pertokoan di kawasan tersebut menutupi wajah toko-toko di depannya mulai ditertibkan.

Berkat penertiban PKL yang dilakukan oleh Pemerintah Kota Padang, pemandangan Pasar Raya terlihat mulai berubah walaupun tidak secara keseluruhan.

Penertiban yang terkesan hanya pada bagian tampak luar kawasan Pasar Raya saja, (terutama Kawasan Air Mancur hingga Kawasan Permindo). Masuk lebih ke dalam kawasan pusat pertokoan, maka masih terlihat kesemrawutan, hal ini disebabkan pemilik toko memajang barang dagangan mereka di selasar toko yang menyebabkan sirkulasi untuk pejalan kaki menjadi sangat sempit dan pemandangan jalanpun tertutup oleh barang-barang yang dipajang dan digantung.

Tindakan pemilik toko ini tak ubahnya seperti kegiatan pedagang kaki lima yang memanfaatkan badan jalan (PKL terselubung).

Kalau kita coba melihat perubahan yang terjadi di Pasar Raya Padang berdasarkan sudut pandang "Arsitektur," maka dapat ditinjau berdasarkan tiga elemen yaitu; manusia, aktivitas dan ruang (space). Ruang di dalam arsitektur adalah suatu area yang dibatasi oleh tiga elemen pembatas yang membatasi antar ruang yakni lantai, dinding dan langit langit.

Elemen-elemen tersebut tidak selalu nyata dan utuh, tetapi elemen tersebut bersimbolik, ruang luar adalah ruang dengan membatasi alam yang sifatnya tidak terbatas.

Sinkronisasi antara tiga elemen tesebut terlihat dari kondisi faktual yang terjadi melalui "aktivitas manusia dalam ruang ekonomi kota."

Pasar Raya Padang sebagai ruang ekonomi kota telah mengalami transformasi yang cukup besar dari segi fungsi ruangnya. Pasar akan terus mengalami transformasi, hal ini terjadi akibat singgungan serta hubungan antara aturan dan kebijakan yang ada serta perilaku manusia didalamnya.

Kondisi kesemrawutan dan kemacetan pada jalur-jalur sirkulasi kendaraan dan pergerakan orang yang terjadi di Pasar Raya salah satu bentuk transformasi ruang. Arus lalu lintas kendaraan tersendat akibat perilaku manusia sebagai pengendara dan perilaku pedagang kaki lima sebagai pedagang.

Sebagian besar PKL secara leluasa menggelar lapaknya sampai memakai badan jalan melanggar kesepakatan yang sudah ditentukan. Pemanfaatan fasilitas umum pasar menjadi fasilitas pribadi sebagai area berjualan dan menyimpan barang dagangan, sangat berdampak terhadap penurunan nilai "Ruang Kota" dan "Wajah Kota,' karena pasar adalah cerminan dari tatanan nilai sebuah kota secara keseluruhan.

Tag:
Bagikan

Opini lainnya
Terkini