Manusia dan Allah

Foto Dr Emeraldy Chatra
×

Manusia dan Allah

Bagikan opini

Mahsyar

Setelah mengemukakan pendapat bahwa ruh atau jiwa manusia sesungguhnya energi listrik yang ditransmisikan Allah kepada manusia secara nirkabel, saya dihadang oleh pertanyaan: apakah energi itu nanti yang akan diadili, dimasukan ke sorga atau neraka?

Wacana energi yang ditransmisikan kepada manusia tidak boleh dipisahkan dari wacana ‘server Allah.’

Ruh atau energi listrik hanya untuk menghidupkan jasad manusia. Setelah listrik dimatikan, dan manusia wafat, selesailah segalanya.

Tapi jangan lupa, selama hidup kita terkoneksi kepada ‘server Allah’, komputer super yang mencatat apa saja tentang diri kita.

Di sana, tersimpan seluruh data tentang diri kita, baik fisik maupun perbuatan kita. Jadi, bagaimana bentuk hidung, warna kulit, komposisi mineral dalam tubuh, bahkan gunjingan kita, semua tercatat dengan sangat detil.

Kelak, kita akan dibangun kembali atas data yang ada di ‘server Allah.’ Tentu saja akan menjadi wujud yang sama persis dengan yang pernah ada di dunia.

Ruh atau listrik pun ditransmisikan kembali. Kita pun hidup lagi, tapi dalam suasana yang berbeda.

Kelak, kita tidak akan merasakan diri kita berbeda dengan yang kita rasakan sekarang. Kepatuhan dan kekafiran kita terasa seperti sekarang juga.

Ingatan kita tentang kekasih, istri, suami atau kekasih gelap sama saja. Sebab kita dibangun atas dasar data yang sama.

Tag:
Bagikan

Opini lainnya
Terkini