Fenomena Politik Keluarga dan Tantangan Demokrasi Kita

Foto Dr Hary Efendi Iskandar
×

Fenomena Politik Keluarga dan Tantangan Demokrasi Kita

Bagikan opini

Kasus yang cukup menarik lagi dalam kontek politik keluarga dalam pemilu 2024. Hasneli Bahar dan Muhammad Taufik yang merupakan istri dan anak Gubernur Sumatera Barat 2020-2024, Mahyeldi.

Keduanya gagal memperoleh suara terbanyak. Hasneli mencalonkan diri sebagai Anggota DPR-RI dan anaknya sebagai Anggota DPRD provinsi dari PKS.

Sebagai orang yang sedang menjabat dan memiliki kekuasaan tertinggi di lembaga eksekutif di Sumatera Barat, namun istri dan anaknya gagal memperoleh suara terbanyak, sehingga gagal menjadi calon anggota legislative terpilih.

Kasus yang dialami Mahyeldi ini juga dirasakan Bupati Pesisir Selatan, Rusma Yul Anwar yang gagal mengantarkan anaknya jadi angota DPR-RI peraih suara terbanyak dari PDIP.

Begitu pula dengan Bupati Pasaman Barat Hamsuardi (2020-2024) yang mengalami kegagalan menyukseskan anaknya, HD Dianovri Harpama jadi anggota DPR-RI terpilih dari PAN.

Di antara beberapa kasus yang gagal, namun banyak pula yang sukses menjalankan praktik politik keluarga.

Sebutlah misalnya Baharuddin yang pernah menjadi Bupati di Pasaman (2005-2010), dan Pasaman Barat (2010-2015).

Pada saat ia menjadi menjabat, salah seorang anaknya misalnya Fetris Oktri Hardi pernah menjadi anggota DPRD di Kabupaten Pasaman Barat.

Selain itu, beberapa pejabat politik lainnya yang berhasil mengantarkan anggota keluarganya menduduki jabatan-jabatan politik di antaranya adalah Gubernur Sumatera Barat (2010-2020) Irwan Prayitno; Wakil Gubernur Sumatera Barat (2015-2020) Narul Abit; Bupati Padang Pariaman (2010-1020) Ali Mukhni.

Kemudian, Bupati Solok (2020-2024) Epyardi Asda, mantan Anggota DPR-RI (2009-2019) dan Bupati Solok Selatan (2020-2024) Khairunas dan lain-lain, dimana mereka berhasil mennyukseskan anggota keluarga mereka menduduki jabatan-jabatan politik di tingkat nasional maupun lokal pada pemilu 2019 dan 2024.

Tag:
Bagikan

Opini lainnya
Terkini