Menyiasati Zaman Baru: Strategi PTS Bertahan

Foto Muhibbullah Azfa Manik
×

Menyiasati Zaman Baru: Strategi PTS Bertahan

Bagikan opini
Ilustrasi Menyiasati Zaman Baru: Strategi PTS Bertahan

Siasat lain yang perlu diperhitungkan adalah diversifikasi sumber daya kampus. Banyak PTS selama ini hidup dari uang kuliah mahasiswa. Jika grafik pendaftar terus menurun, maka keuangan kampus bisa kolaps.

Maka perlu upaya serius untuk mengembangkan unit bisnis kampus, membuka jasa pelatihan profesional, menjadi mitra riset bagi pemerintah daerah, hingga menyewakan fasilitas kampus untuk kegiatan produktif.

Kampus bukan sekadar institusi akademik, tapi harus menjadi pusat inovasi lokal yang mandiri secara ekonomi.

Di luar itu, strategi bertahan yang paling esensial adalah kolaborasi. Alih-alih bersaing mati-matian satu sama lain,

PTS perlu membentuk jejaring solid: berbagi sumber daya, mengelola program bersama, bahkan menyusun sistem kredit transfer antarkampus.

Dalam peta baru pendidikan tinggi, yang kecil harus bersatu untuk tetap terlihat.

Satu hal yang perlu dihindari oleh PTS adalah menaikkan biaya kuliah secara sembrono. Daya beli masyarakat sedang menurun, dan kepercayaan publik pada pendidikan tinggi swasta juga mulai terkikis.

Kenaikan UKT tanpa peningkatan mutu hanya akan mempercepat eksodus mahasiswa. Sebaliknya, transparansi, fleksibilitas pembayaran, dan insentif beasiswa internal bisa menjadi alat bertahan yang jauh lebih efektif.

PTS di Indonesia sejatinya punya sejarah panjang sebagai penopang pendidikan nasional. Mereka tumbuh di daerah-daerah yang tak dijangkau kampus negeri, menjadi motor penggerak mobilitas sosial bagi kelas menengah pertama.

Kini, sejarah itu sedang diuji ulang. Mereka harus menjawab: apakah akan menjadi bagian dari masa depan pendidikan, atau sekadar catatan kaki yang perlahan hilang! (*)

Tag:
Bagikan

Opini lainnya
Terkini