Untuk merealisasikan visi Kota Pintar, Padang perlu mengatasi tantangan berupa kesenjangan digital, keterbatasan infrastruktur, dan rendahnya kapasitas sumber daya manusia.
KOTA PADANG, ibu kota Provinsi Sumatera Barat, telah menetapkan visi ambisius untuk menjadi "Kota Pintar" yang berlandaskan agama dan budaya.
Dengan populasi sekitar 942.938 jiwa pada pertengahan 2024, Padang merupakan pusat ekonomi, pendidikan, dan budaya di wilayah barat Sumatera.
Mayoritas penduduk Padang berasal dari etnis Minangkabau, yang dikenal dengan sistem kekerabatan matrilineal dan tradisi merantau.
Keberagaman ini, yang juga mencakup kelompok etnis seperti Batak, Tionghoa, dan Tamil, memperkaya khazanah sosial budaya kota ini.
Modal sosial yang kuat ini seharusnya menjadi pendorong dalam pembangunan kota yang lebih partisipatif dan inklusif.
Dari sisi ekonomi, Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kota Padang atas dasar harga berlaku mencapai Rp 68,12 triliun pada 2024.Pertumbuhan ekonomi mencapai 5,31 persen yang didorong oleh sektor perdagangan, jasa, dan industri pengolahan.
Namun, data dari Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) menunjukkan bahwa indeks gini Padang mencapai 0,407, menandakan adanya ketimpangan dalam distribusi kesejahteraan di kalangan masyarakat.
Upaya transformasi menuju kota pintar sudah terlihat melalui beberapa langkah digitalisasi layanan publik.