Penurunan angka kemiskinan, terjaganya konsumsi masyarakat, pertumbuhan sektor pertanian, dan lonjakan PMDN adalah fondasi kuat untuk mengejar target pertumbuhan 4,7% dalam RKPD 2025.
PEMERINTAH Provinsi Sumatera Barat memahami sepenuhnya bahwa kritik terhadap capaian pertumbuhan ekonomi triwulan II yang dinilai kurang menggembirakan, lahir dari kepedulian tulus para akademisi dan tokoh masyarakat.
Kekhawatiran tersebut wajar, mengingat posisi pertumbuhan ekonomi Sumatera Barat masih berada di level bawah secara nasional.
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, laju pertumbuhan ekonomi Sumatera Barat hingga pertengahan tahun 2025 yang masih berada di angka 3,94%.
Angka ini menjadi pengingat bahwa kita harus terus berbenah.
Namun, sebelum tergesa-gesa menilai, perlu dipahami bahwa kesejahteraan suatu daerah sejatinya tidak hanya diukur dari Pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB).
Salah satu indikator yang langsung mencerminkan kualitas hidup masyarakat adalah tingkat kemiskinan dan pada aspek ini, Sumatera Barat justru menunjukkan kemajuan yang patut diapresiasi.BPS mencatat penurunan tingkat kemiskinan secara konsisten dalam setahun terakhir:
* Maret 2024: 5,97% atau 345.730 jiwa
* September 2024: 5,42% atau 315.430 jiwa