* Maret 2025: 5,35% atau 312.250 jiwa
Artinya, lebih dari 33 ribu orang berhasil keluar dari garis kemiskinan. Pencapaian ini terwujud di tengah gejolak ekonomi global yang penuh ketidakpastian sesuatu yang tentu tidak bisa dipandang sebelah mata.
Jika ditelusuri lebih dalam, terdapat sejumlah alasan untuk tetap menatap masa depan dengan optimisme:
1. Konsumsi rumah tangga tetap terjaga
Kenaikan kredit konsumsi dan jumlah tabungan mengindikasikan daya beli masyarakat relatif stabil, khususnya menjelang Idul Adha dan liburan sekolah. Penurunan penjualan kendaraan bermotor hingga 48,03% lebih merefleksikan sikap belanja selektif, bukan pelemahan daya beli.
2. Belanja pemerintah perlu lebih produktif
Realisasi belanja, terutama dari pemerintah pusat, masih didominasi oleh belanja pegawai, sementara belanja modal dari APBN justru turun 58,45%. Ke depan, anggaran harus diarahkan pada sektor yang memberi dampak langsung bagi pertumbuhan ekonomi riil.3. Investasi menunjukkan perkembangan beragam
Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) tumbuh pesat hingga 72,07%, namun Penanaman Modal Asing (PMA) turun 8,13%. Penurunan impor barang modal sebesar 89,33% menandakan investasi belum sepenuhnya mengalir ke sektor industri secara luas.
4. Ekspor menjadi penopang penting