Program ini telah terlaksana mulai tahun 2022. Dengan anggaran subsidi sebesar Rp2.5 Miliar, kredit yang dapat dikucurkan BPRS Jam Gadang untuk pelaku usaha mikro sebesar 14.5, sementara jumlah penerima kredit sebanyak 1.956 orang.
Selanjutnya, Pemko mencoba memformulasikan anggaran jaminan kesehatan menuju universal coverage health (UHC) mendekati 100 % dalam pengertian, Pemerintah Kota menyediakan anggaran untuk mengikutsertakan seluruh warga kota dalam kepesertaan jaminan Kesehatan melalui BPJS Kesehatan sesuai dengan regulasi kepesertaan BPJS.
Estimasi awal, kebutuhan dana APBD untuk UHC ini berkisar sebesar Rp 9 Miliar.
Berikutnya dalam merealisasikan wajib belajar 12 tahun sampai tingkat SMA sederejat mulai tahun 2022, juga telah menganggarkan belanja bantuan keuangan khusus dan hibah pada SMA/SLB Negeri dan Swasta dengan jumlah anggaran sebesar Rp9,5 Miliar.
Dengan program ini, biaya iuran pendidikan bagi pelajar SD sampai dengan SMA warga Bukittinggi benar-benar telah bebas sama sekali.
"Kita berupaya akan selalu hadir melalui program-program kegiatan pada Dinas Pendidikan, Dinas Kesehatan, Dinas Sosial, Dinas P3APPKB, Dinas Koperasi UKM dan Perdagangan seluruh lurah bergerak, camat bergerak dengan satu tekad kami, tidak akan berhenti menolong dan membantu warga, tidak akan pernah berhenti melayani rakyat. Dirgahayu Kota Bukittinggi ke-238," ujar Erman.Wakil Gubernur Sumbar, Audy Joinaldy menyampaikan, peringatan Hari jadi ini merupakan momentum penting dalam sejarah perjalanan Kota Bukittinggi. Melalui peringatan ini diajak sejenak menoleh ke belakang untuk belajar dari keberhasilan dan kegagalan yang telah dilewati, serta tetap berpegang kepada tujuan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah, yaitu, peningkatan kesejahteraan masyarakat.
"Bersamaan dengan itu, kita harus dapat menginventarisir semua tugas yang masih tersisa dan masih belum dapat kita rampungkan pada tahun 2021 lalu. Hanya dengan begitu, peringatan hari Jadi daerah sebagaimana yang kita laksanakan hari ini, tidak menjadi sekadar kegiatan seremonial belaka, tetapi menjadi kegiatan yang memiliki makna evaluatif dan reflektif untuk kita memandang dan berjalan ke depan," ungkapnya.
Dia mengapresiasi Kota Bukittinggi dengan PDRB terbesar ke-2 di Sumatera Barat setelah Kota Padang, ditopang oleh 2 sektor utama yaitu perdagangan dan jasa. Kebijakan-kebijakan Pemerintah Kota Bukittinggi guna meningkatkan kualitas hidup dan kesejahteraan masyarakat juga dapat dikatakan efektif dan relatif berhasil.