Padahal yang dijual cuma jajanan biasa saja, tapi bisa laris manis. Bahan yang digunakan pun simpel, seperti ubi jalar, kentang, dan tepun untuk membuat cimol.
Namun ternyata, sebelumnya Pak Tarli juga pernah mengalami kesulitan saat harga kentang melonjak tinggi. Di mana awalnya ia hanya menjual cimol dan kentang goreng saja.
Tapi terkendala bahan baku kentang yang mahal, dia pun berinovasi menambah ubi jalar sebagai menu pengganti kentang. "Dan ternyata peminat ubi ini juga banyak," sebut Pak Tarli.
Sehingga ketika harga kentang sudah normal, ia kembali menyediakan menunya dan tetap menjual ubi yang sebelumya disediakan sebagai pengganti kentang.
Pak Tarli mengatakan, jika kamu mendapati satu masalah dalam menjalankan usaha. Jangan pernah ambil pusing, "hanya karena kentang mahal terus langsung berhenti jualan, jangan sampai begitu. kan masih ada yang bisa dijadikan solusi," ungkapnya.
Selain itu Pak Tarli yang kerap dipanggil Pakde ini, juga berpesan kepada seluruh pemula yang terjun ke dunia bisnis atau usaha. Ia menyebutkan hasil dari sebuah bisnis memang sangat manis.
Namun, bila kamu tidak kuat mental dan punya segudang kreativitas untuk mengembangkannya. Maka jangan harap bisa menikmati hasil manis tersebut."Ya selain itu kita juga musti sabar, tekun, ulet, dan ndak boleh pelit dalam berdagang itu," ucapnya.
Gorengan yang dijual seharga Rp5000 per porsi ini bisa menarik begitu banyak peminat. Selain karena isinya banyak, ternyata lokasi yang dipilih untuk berjualan juga strategis yaitu di dekat kampus.
Sehingga konsumennya pun banyak dari kalangan mahasiswa, ditambah lagi dari masyarakat sekitar lokasi. Kamu pun bisa menerapkan tips dan trik dari Pakde asal Yogyakarta ini.
Editor : VN-1
