UNP Gelar Hasil Penelitian Cagar Budaya Maek, Supardi: Ada Misteri yang Mesti Diungkap, Unesco Menunggu

×

UNP Gelar Hasil Penelitian Cagar Budaya Maek, Supardi: Ada Misteri yang Mesti Diungkap, Unesco Menunggu

Bagikan berita
Ketua DPRD Sumbar, Supardi membuka study kelayakan Pengembangan Kawasan Cagar Budaya Maek Berkelanjutan di Padang, Ahad. (humas)
Ketua DPRD Sumbar, Supardi membuka study kelayakan Pengembangan Kawasan Cagar Budaya Maek Berkelanjutan di Padang, Ahad. (humas)

PADANG (26/12/2023) - Ketua DPRD Sumbar Sumatera Barat, Supardi menegaskan, Kawasan Maek adalah lahan tambang kekayaan peradaban tertua dunia yang berada di Ranah Minang.

"Ada misteri yang mesti kita ungkap dengan baik, pada abad berapa keberadaan kawasan Maek berada. Di sana ada ribuan Menhir walupun saat ini tinggal hanya kurang dari 1000 akibat terabaikan selama ini," ungkap Supardi di Padang, Ahad (24/12/2023).

Hal itu dikatakan Supardi, saat membuka study kelayakan Pengembangan Kawasan Cagar Budaya Maek Berkelanjutan.

Menurut Supardi, Peradaban Maek jika dikelola dengan baik, akan dapat jadi perhatian dunia baik dalam sektor penelitian ilmu pengetahuan, juga sebagai wisata dunia berbasiskan budaya dan peradaban dunia.

"Saya berkeyakinan, Maek merupakan peradaban pertama di Indonesia. Kita mesti ungkap dari hasil fosil tengkorak yang telah ditemuan untuk memastikan keberadaannya pada zaman berapa," terang dia.

"Untuk semua ini, kita proses melalui Kementerian Kebudayaan serta Badan Riset Nasional. Juga mengirimkannya ke laboratoriun di Australia. Saat ini, masih menunggu hasil," tambah Supardi.

Supardi berterimakasih pada Dinas Kebudayaan, yang telah cepat merespon dengan berbagai kegiatan serta juga Univesitas Negeri Padang yang juga telah melakukan penelitian di Nagari Maek selama lebih 2 bulan.

"Hasil penelitian UNP itulah, yang kita dikusikan hari ini bersama pemerintahan Nagari Maek, tokoh masyarakat serta perangkat nagari," ungkap dia.

"Terima Kasih juga atas dukungan Balai Pelestarian Cagar Budaya Sumbar. Ini merupakan peran penting setiap kita, dalam proses bersejarah yang juga ditunggu-tunggu Unesco," terangnya.

Dikesempatan itu, Supardi menegaskan, soal Maek ini bukan masalah yang berhubungan dengan politik. "Maek adalah persoalan harga diri, persoalan budaya dan peradaban, sejarah dan ilmu pengetahuan," tegasnya.

Editor : Mangindo Kayo
Tag:
Bagikan

Berita Terkait
Terkini