Premis Masyarakat Minang Sudah Adaptif dengan Bencana akan Diuji Yose Hendra dengan Riset di 4 Daerah

×

Premis Masyarakat Minang Sudah Adaptif dengan Bencana akan Diuji Yose Hendra dengan Riset di 4 Daerah

Bagikan berita
Penerima hibah KOPK jalur Perseorangan, Yose Hendra menggelar workshop Pengetahuan Lokal Kebencanaan di Sumatera Barat di Warunk Naras 4, Alai Parak Kopi, Kecamatan Padang Utara, Rabu. (istimewa)
Penerima hibah KOPK jalur Perseorangan, Yose Hendra menggelar workshop Pengetahuan Lokal Kebencanaan di Sumatera Barat di Warunk Naras 4, Alai Parak Kopi, Kecamatan Padang Utara, Rabu. (istimewa)

“Terkhusus, masyarakat di Sumbar semoga bisa melakukan mitigasi bencana sebelum untuk ke depannya," tutupnya.

Mitigasi Kultural

Ahli Kebencanaan, Ade Edward menggarisbawahi, dalam konteks kebencanaan ada dua tipe mitigasi yakni mitigasi struktural dan mitigasi kultural.

Di Indonesia, katanya, selama ini pijakan penanganan bencana berbasiskan mitigasi struktural dan agak mengabaikan mitigasi kultural.

“Padahal, mitigasi kultural relative kecil dari sisi penganggaran untuk penanganan bencana, ketimbang mitigasi struktural.”

“Kita punya basis mitigasi kultural berupa pengetahuan lokal. Maka riset dan pendokumentasian yang akan dilakukan Yose ini sangat menarik,” kata Direktur Eksekutif Patahan Sumatera Institute ini.

Ia juga mengatakan, Sumatera Barat sangat rentan terhadap bencana geologi seperti gempa bumi, tsunami, gerakan tanah dan letusan gunung berapi.

Oleh karena itu, Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) harus mempertimbangkan ancaman tersebut.

Ade juga memberikan beberapa rekomendasi praktis untuk mitigasi, antara lain gempa bumi dan gerakan tanah, yakni membangun permukiman tahan gemparal dan menghindari zona kerentanan gerakan tanah tinggi.

Sementara, untuk ancaman tsunami, dengan menghindari pembangunan di kawasan rawan tsunami, membuat jalur hijau serta menyediakan jalur dan pelatihan evakuasi.

Editor : Mangindo Kayo
Bagikan

Berita Terkait
Terkini