Dalam jangka panjang, retaliasi akan merusak reputasi institusi itu sendiri.
Siapa yang mau bekerja di tempat yang membungkam suara bawahannya?
Siapa yang mau belajar di kampus yang menghukum dosennya karena memperjuangkan keadilan?
Dalam iklim akademik yang sehat, laporan terhadap pelanggaran seharusnya diperlakukan sebagai alarm perbaikan, bukan ancaman terhadap status quo.
Sidang disiplin semestinya menjadi forum mencari kebenaran, bukan panggung balas dendam. Bukannya memperkarakan prosedur administratif yang keliru, kampus mestinya membenahi sistem dukungan bagi dosen dan mahasiswa yang berani berbicara.
Retaliasi, pada akhirnya, bukan soal siapa yang salah dan siapa yang benar dalam satu kasus. Ini soal apakah kita ingin hidup dalam dunia yang takut terhadap kebenaran, atau dunia yang berani menghadapinya.Dalam dunia yang sehat, membela hak bukanlah kejahatan. Melaporkan pelanggaran bukanlah dosa. Menuntut keadilan bukanlah tindakan yang perlu dihukum.
Jika tidak ada keberanian untuk menghentikan retaliasi, maka jangan heran jika suatu hari, kita semua menjadi korbannya.
Diam di tengah ketidakadilan adalah mengundang bencana yang lebih besar. (*)