Pada fakta begini, nasehat dan penanaman nilai-nilai agama saja tidak mempan sebab tidak menyalurkan adrenalin tadi.
Lalu bagaimana solusinya?
Karena kenakalan remaja ini tidak berdiri sendiri melainkan merupakan gejala kerapuhan dalam kompleksitas kehidupan sosial, maka mengatasinya haruslah dengan menata ulang sistem sosial kita.
Di sini penting kita tekankan kepada para pemimpin atau katakanlah para kepala daerah, untuk menjamin ketersediaan fasilitas fisik yang cukup untuk menyalurkan energi warga, khususnya remaja ini.
Contohnya, lapangan bola, lintasan skate board, dan olahraga lainnya. Bahkan yang lebih menantang lagi seperti flying fox, arung jeram, lintasan sirkuit motor ala rakyat, dan lain-lain.
Di belahan bumi lain, bahkan dikenal olahraga ekstrim seperti tarung bebas dan yang semisalnya. Inilah bentuk-bentuk pemecahan masalah sosial bernama kenakalan remaja ini, yakni dengan memperhatikan keseimbangan ekosistem sosial. Inilah solusi sistemik yang saya maksud.Namun masalah remaja tentu saja tidak semata faktor fisiologis ini saja. Tapi saya meyakini faktor ini adalah yang paling besar pengaruhnya.
Merespon pemenuhan kebutuhan fisiologis ini hemat saya akan menyelesaikan lebih dari separuh problematik remaja kita.
Eits, penting juga artinya mengalokasikan sumber daya remaja kita ini untuk mendalami keahlian psikologi sosial sebab dunia sosial yang akan datang akan lebih kompleks.
Dampak kemajuan teknologi menganga menunggu generasi kita. Bila hari ini masalah gadget belum teratasi, satu lompatan ke depan kita tidak dapat memprediksi teknologi apa yang akan hadir dan mempengaruhi kehidupan sosial generasi kita.