Tembakau, Ancaman Sunyi di Tengah Hiruk Pikuk Modernitas

Foto Muhibbullah Azfa Manik
×

Tembakau, Ancaman Sunyi di Tengah Hiruk Pikuk Modernitas

Bagikan opini
Ilustrasi Tembakau, Ancaman Sunyi di Tengah Hiruk Pikuk Modernitas

Kita perlu membangun kesadaran bahwa merokok bukanlah simbol kejantanan, kedewasaan, atau pergaulan. Merokok adalah tindakan yang menempatkan kesehatan pribadi dan orang lain dalam risiko.

SETIAP tanggal 31 Mei, dunia memperingati Hari Tanpa Tembakau Sedunia. Sejak ditetapkan oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada tahun 1987, momen ini tidak hanya bertujuan mengajak orang berhenti merokok selama satu hari.

Lebih dari itu, ini adalah peringatan global terhadap epidemi tembakau yang telah merenggut lebih dari delapan juta nyawa setiap tahun—sebagian besar akibat konsumsi langsung, dan lebih dari satu juta lainnya adalah korban asap rokok orang lain.

Di Indonesia, peringatan ini terasa paradoks. Negara ini merupakan salah satu konsumen tembakau terbesar di dunia.

WHO mencatat, Indonesia berada di peringkat ketiga dalam jumlah pengguna tembakau aktif secara global. Bahkan, lebih dari 65 persen pria dewasa di negeri ini adalah perokok aktif.

Yang lebih mengkhawatirkan adalah meningkatnya jumlah perokok pemula di usia 10 hingga 18 tahun. Anak-anak dan remaja tidak hanya menjadi korban perokok pasif, tetapi kini juga menjadi sasaran langsung dari strategi pemasaran industri rokok.

Bahaya tembakau sudah terbukti. Rokok merupakan penyebab utama dari berbagai penyakit mematikan seperti kanker paru, penyakit jantung, stroke, dan gangguan pernapasan kronis.

Karena, dampaknya begitu serius terhadap sistem kesehatan nasional, Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan pun mulai membatasi penjaminan terhadap pengobatan penyakit tertentu yang diakibatkan oleh kebiasaan merokok.

Bahkan, kebijakan ini akan diperluas, sejalan dengan upaya pengendalian pemborosan anggaran akibat penyakit yang seharusnya bisa dicegah.

Ini adalah bentuk intervensi sistemik yang menunjukkan bahwa kebiasaan merokok tidak hanya membahayakan individu, tetapi juga membebani negara.

Bagikan

Opini lainnya
Terkini