Ke Pedalaman: Berbagi Buku, Berbagi Cerita

Foto Y Thendra BP
×

Ke Pedalaman: Berbagi Buku, Berbagi Cerita

Bagikan opini

Anak-anak tertawa, tersenyum, dan berbisik-bisik. Saya mengusap-usap kumis dan jenggot saya, yang saya biarkan memanjang. Saya jadi merasa seumuran mereka yang riang belajar itu.

Saya menerangkan kepada mereka bahwa membaca itu bisa membuat kita maju dan memajukan peradaban. Lalu saya bertanya kepada mereka, "Ada yang sudah menamatkan satu buku?"

Banyak sekali dari anak-anak itu yang menunjuk tangan. Saya meminta adakah yang mau ke depan, bercerita tentang buku yang telah selesai dibaca.

Seorang gadis manis nan jolong gadang bangkit dari duduknya, berjalan dan berdiri di depan. Lala namanya.

"Lala, sudah baca buku apa?"

"Judulnya Surau. Buku pemberian Pak Taufik."

"Yang memberi buku itu pasti senang, tidak sia-sia. Sekarang, ceritakan buku yang telah Lala baca itu. Berbagilah kepada kawan-kawan di sini. Berbagi itu indah."

Lala menceritakan buku Surau itu dengan artikulasi yang baik. Anak-anak yang lain menyimak. Pertunjukan saling berbagi pun berlangsung.

Setelah Lala selesai bercerita, saya meminta anak-anak itu untuk membuat kelompok membaca terdiri dari lima orang. Sekali seminggu mereka bertemu dan saling berbagi buku yang telah mereka baca dengan bercerita. Mereka berjanji kepada diri mereka sendiri untuk melakukan aktifitas tersebut.

"Jika kelompok membaca ini berjalan dengan baik, kawan-kawan di sini tidak kalah dengan anak-anak yang dunia membacanya telah maju, Jogja misalnya. Oh iya, Lala belajar menuliskan kembali buku yang sudah dibaca tadi. Itu disebut dengan meresensi. Kawan-kawan yang lain juga."

Tag:
Bagikan

Opini lainnya
Terkini