Lala setuju untuk belajar meresensi, yang lain pun begitu. Sekali lagi, mereka berjanji kepada diri mereka sendiri.
Peristiwa yang menyenangkan selalu saja terasa singkat. Saya dan Lindo harus meninggalkan kawan-kawan rumah baca Negeri Awan. Adakah waktu yang singkat ini bisa membuat ingatan yang panjang bagi mereka?
Lindo memberikan buku sumbangan dari Orang Kaya Buku (Yusrizal KW) kepada rumah baca Negeri Awan. Lalu kami foto bersama.
Tak banyak waktu untuk bertanya tentang visi dan misi rumah baca Negeri Awan. Harapan-harapan mereka.Mungkin suatu saat nanti, kami bisa berbagi kisah lebih lama, saling berbagi ilmu lebih lama. Semoga masih ada sumur di ladang.
Saya dan Lindo kembali ke Muaro, kota kecil yang begitu-begitu saja. Kami melewati jalan yang sama saat datang, tapi di jam yang beda. Jalan kecil berlubang, berkelok-kelok, naik bukit turun lembah, melewati kampung-kampung yang telah malam. (*)