"Protein yang terkandung di dalam maggot, bisa jadi alternatif pengganti kandungan gizi yang ada di pelet selama ini," ungkap Dr Montesqrit.
Perwakilan Komunitas Maggot Sumbar, Arsal mengucapkan terimakasih pada Unand yang telah mengadakan FGD itu. "Ini menambah semangat buat kami untuk tetap berkarya dalam menopang kehidupan keluarga," ungkapnya.
Solusi untuk Bangsa
Diakhir FGD, Ketua Panitia Dies Natalis Unand, Dr Henny Herwina menyampaikan, kegiatan PKM diadakan dengan dua media yaitu online dan tatap muka, untuk memfasilitasi dosen yang tak bisa ikut serta dalam kegiatan, karena dibatasi aturan PPKM.
"Akan ada beberapa kegiatan yang sedang dikemas untuk menyambut dan memperingati Dies Natalis FMIPA ini," ungkap Henny sembari berharap, kegiatan tersebut dapat jadi solusi di tengah banyaknya persolan bangsa saat ini.
Maggot adalah organisme yang berasal dari larva Black Soldier Fly (BSF). Dia dihasilkan pada metamorfosis fase kedua, setelah fase telur dan sebelum fase pupa yang nantinya akan jadi BSF dewasa. Untuk mendapatkan Maggot, siapapun bisa melaksanakan produksi dengan mudah, cepat dan kemudian melaksanakan panen dari usia 10 hingga 24 hari.Periode waktu yang disebutkan di atas untuk bisa melaksanakan panen, adalah saat BSF sudah menetas dan kemudian masuk fase larva yang bisa tumbuh antara 15-20 milimeter hingga masuk fase pupa. Setelah menetas, Maggot yang dihasilkan dari BSF, akan mengandung protein yang tinggi antara 41-42% protein kasar, 31-35% ekstrak eter, 14-15% abu, 4,18-5,1% kalsium dan 0,60-0,63% fosfor dalam bentuk kering.
Sementara, kandungan protein dalam pakan ikan umumnya berkisar antara 20 hingga 45 persen. Dengan kata lain, Maggot mengandung protein dan gizi tinggi, yang unggul untuk mempercepat pertumbuhan dan meningkatkan sistem imun ikan. (kyo)
Editor :