"Semua itu dilakukan dengan menggunakan perahu (kajang) dengan melintasi Sungai Batang Mahat untuk silaturahim yang dilaksanakan setelah Hari Raya Idul Fitri," terang Wido.
Adapun empat suku tersebut, sambungnya, Suku Domo, Suku Melayu, Suku Piliang serta Suku Pagar Cancang.
Selama 5 hari berturut-turut, keempat suku tersebut bersilaturrahim ke setiap Istano datuak-datuak yang ada.
"Karena itu ada lima perahu kajang yang mewakili tiap-tiap jorong atau wilayah di bawah nagari, yang berparade di tepian Batang Mahat," sebutnya.
Dikesempatan itu, Bupati Limapuluh Kota, Safaruddin turut memberikan apresiasi tinggi kepada masyarakat Nagari Gunung Malintang yang setiap tahun menyelenggarakan iven Alek Bakajang.Ia berharap, masyarakat Gunuang Malintang dapat menulis dan mendokumentasikan tradisi Alek Bakajang secara komprehensif dan lengkap, sehingga lebih mudah dalam mewariskannya kepada generasi mendatang. (*)
Editor : Mangindo Kayo