"Ibu sangat bersyukur, dengan santunan yang diperoleh dari ansuransi. Melalui itu, Ibu dapat membantu biaya sekolah adik saya," ungkap Nico.
Apalagi, proses klaim ansuransi juga tidak sulit. Tidak butuh waktu lama. Dua hari setelah Aznul meninggal, pihak keluarga minta surat keterangan kematian, kemudian diajukan ke BPJS. Setelah itu, langsung cair ke rekening orang tuanya.
"Untuk pengurusan sangat cepat, mudah,"sebutnya.
Menurutnya, dengan bantuan ansuransi dari Pemprov Sumbar tersebut, telah menyadarkan nelayan pentingnya terdaftar di ansuransi.
Sehingga, tetangga di sekitar rumah Nico, ikut tertarik untuk mendaftarkan diri sebagai peserta ansuransi.
Kepala Dinas Kalautan dan Perikanan (DKP) Sumbar, Reti Wafda mengatakan, Pemprov Sumbar sudah memiliki program ansuransi bagi nelayan kecil. Tidak hanya nelayan di laut, tapi juga nelayan di danau. Program itu sudah berjalan sejak tahun anggaran 2023 lalu.
"Ini salah satu program kita untuk melindungi masyarakat nelayan dari kecelakaan kerja," sebutnya didampingi Sekretaris DKP Sumbar, Resi Suriati.Diketahui, Pemprov Sumbar sudah mengansuransikan sebanyak 7.000 lebih nelayan di Sumbar. Pada 2023 diansuransikan sebanyak 4.109 nelayan. Kemudian pada 2024 kembali didaftarkan sebanyak 3.000 nelayan.
"Tahun ini kembali kita ansuransikan sebanyak 3.000 nelayan,"tambahnya.
Untuk 2024, bantuan ansuransi tersebut tersebar pada 8 kabupaten dan kota. Yakni sebanyak 1.242 orang di Pasaman Barat, sebanyak 892 di Pesisir Selatan, sebanyak 250 nelayan di Agam dan 300 nelayan di Padang Pariaman.
Editor : Mangindo Kayo