"Kendati demikian, nanti kita (Pemkab Pessel) akan mencarinya. Dan disesuaikan dengan ketentuan usia, yang ditetapkan aturan tadi," ujar Yeni Gusti.
Mesin yang akan diperbantukan untuk ini, juga cukup banyak. Di situ akan ada traktor roda empat, rotari, dan alsintan lainnya.
"Sebab, dana (anggaran) untuk 200 hektar lahan itu, sekitar Rp 4 miliar," ucapnya.
Pengelolaanya, pakai sistem sewa, dan diatur seperti Unit Pelaksana Jasa Alsintan (UPJAL).
"Nanti, gaji mereka (Brigade Pangan), berasal dari pengelolaan alsintan tersebut. Dan, lengkap dibantu dengan sarana produksi, benih, pupuk dan lain - lain," terang Yeni Gusti.
Jangan Ada Brigade Pangan ImportEpaldi Bahar, anggota TPPD Pessel menyarankan, kalau bisa dalam perekrutan Brigade Pangan, diambil dari putra - putri asal daerah saja.
"Harapannya, jangan sampai ada istilahnya Brigade Pangan Import, alias yang didatangkan dari daerah luar Pessel," ucapnya.
Karena, ini sudah kejadian di daerah Papua (Merauke), yang didatangkan dari daerah perbatasan, oleh Kementerian Pertanian.
Penyebabnya, tidak ada sumber daya manusia (SDM) lagi, di daerah Merauke, Papua.
Editor : Tusrisep