PADANG (30/10/2025) – Ratusan hektar hutan di Kabupaten Pesisir Selatan, Sumatera Barat, kini berubah jadi lahan gundul.
Di balik deru mesin gergaji itu, Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (WALHI) Sumbar menemukan jejak pembalakan liar berskala besar yang disebut-sebut melibatkan jaringan kuat.
Temuan lapangan dan citra satelit yang dianalisis WALHI menunjukkan, sejak awal 2025 sedikitnya 200 hektar kawasan Hutan Produksi Terbatas (HPT) di Nagari Lunang Tengah telah dibuka secara masif.
Bahkan, jaraknya hanya sekitar 1,3 kilometer dari Taman Nasional Kerinci Seblat (TNKS), kawasan penyangga ekosistem penting di Sumatera.
“Ini bukan penebangan sembarangan. Skalanya besar dan terencana,” ungkap Tommy Adam, Kepala Departemen Advokasi WALHI Sumbar, Kamis.
Menurut Tommy, ada sepuluh titik bukaan baru yang terdeteksi di dalam kawasan hutan tersebut.Dari citra udara, tampak pola pembukaan lahan yang sistematis, indikasi bahwa aktivitas itu dilakukan oleh kelompok dengan modal besar.
Yang lebih disesalkan WALHI, laporan masyarakat dan Lembaga Pengelola Hutan Nagari (LPHN) Lunang Tengah sudah masuk ke Polres Pesisir Selatan sejak 15 Oktober 2025.
Namun hingga kini, belum ada tindak lanjut berarti.
“SP2HP saja belum keluar. Padahal laporan sudah dua minggu lalu,” kata Tommy. Ia menilai lemahnya penegakan hukum membuat pelaku makin leluasa menggerogoti hutan.
Editor : Pariyadi Saputra