Setelah bertahun-tahun berkutat dengan wacana, pemerintah provinsi dan kabupaten akhirnya mencapai kata sepakat: dua langkah konkret untuk membenahi Padang Lua.
PENATAAN pasar dan pembangunan bypass menjadi dua arah solusi untuk mengurai simpul macet antara Bukittinggi–Padang.
Di baliknya, tersimpan cerita tentang ruang hidup, ekonomi rakyat, dan budaya berdagang yang sulit dipindahkan.
Setiap akhir pekan, jalan di Padang Lua, Kabupaten Agam, berubah menjadi museum kesabaran. Deru mesin truk dan klakson bus bersahut-sahutan di jalur yang sempit.
Di antara kepulan asap dan debu jalan, para pedagang tetap bertahan di trotoar, menggelar sayur, ikan asin, dan pakaian bekas.
Macet sudah menjadi pemandangan sehari-hari, bagian dari denyut hidup kawasan yang menjadi simpul penghubung Bukittinggi dan Padang itu.
Namun, Jumat siang (24 Oktober 2025) di ruang rapat Istana Gubernur Sumatera Barat, secercah harapan muncul.Setelah bertahun-tahun berkutat dengan wacana, pemerintah provinsi dan kabupaten akhirnya mencapai kata sepakat: dua langkah konkret untuk membenahi Padang Lua.
Langkah pertama: penataan dan revitalisasi Pasar Padang Lua untuk jangka pendek agar arus kendaraan tak lagi tersendat.
Langkah kedua: melanjutkan pembangunan bypass Bukittinggi–Koto Baru, solusi jangka panjang agar transportasi antarwilayah lebih lancar.