Orang Minangkabau Perlu Otoritas Politik Seperti Apa? (1/2)

Foto Dr Emeraldy Chatra
×

Orang Minangkabau Perlu Otoritas Politik Seperti Apa? (1/2)

Bagikan opini
Ilustrasi Orang Minangkabau Perlu Otoritas Politik Seperti Apa? (1/2)

Pikiran itu pulalah yang menyebabkan saya dan kawan-kawan membuat gerakan yang menggagalkan acara besar beliau mengumpulkan niniak mamak di Novotel Bukittinggi, dan akhirnya pindah jadi seminar mancik-mancik di Padang.

Para pendukung DIM yang sebagian pernah bertemu langsung dengan saya, memang orang rantau yang tahu Minangkabau sekadarnya saja. Kulit-kulitnya saja.

Mereka terlalu sayang kepada Minangkabau dan membayangkan Minangkabau itu sebagai surga yang rusak.

Mereka tidak ingin kerusakan itu terjadi terus, karena itu mereka ingin sekali DIM terwujud.

Pendek kata, pendukung DIM itu orang yang resah melihat keadaan Minangkabau.

Mereka menganggap Minangkabau menuju kehancuran, miskin, banyak bermaksiat, korup dan lain-lain.

Oleh sebab itu bagi mereka DIM adalah gagasan yang sangat penting, brilian dan harus didukung habis-habisan.

Di level kritik dan keresahan terhadap Minangkabau, para penentang dan pendukung DIM sebenarnya berada di ruang yang sama.

Kita sepakat. Minangkabau memang dalam keadaan senjakala. Sebentar lagi gelap, dan akan melahirkan tagar #MinangkabauGelap.

Bahkan, saya pernah menyampaikan dalam sebuah diskusi di Istana Rakyat, Lasi bahwa tahun 2050 mungkin Minangkabau tidak ada lagi karena tidak ada pewarisnya.

Bagikan

Opini lainnya
Terkini