Mendengarkan Ilmu, Menyimpan Ingatan

Foto Muhibbullah Azfa Manik
×

Mendengarkan Ilmu, Menyimpan Ingatan

Bagikan opini
Ilustrasi Mendengarkan Ilmu, Menyimpan Ingatan

“Yang menentukan keberhasilan belajar bukanlah bagaimana informasi disampaikan, melainkan bagaimana ia diproses,” tulisnya.

Maka, mendengarkan bisa efektif jika pendengar aktif berpikir, menganalisis, atau menghubungkan isi dengan pengetahuan yang telah dimiliki.

Preferensi gaya belajar—termasuk kecenderungan memilih audio—sering kali hanya mencerminkan kenyamanan, bukan efektivitas.

Seseorang mungkin merasa lebih mudah mendengarkan, tetapi itu tidak menjamin ia memahami lebih dalam.

Membangun Pemahaman Lewat Fondasi

Pemahaman mendalam, menurut Willingham, tidak bisa dibentuk tanpa pengetahuan dasar.

Ia mencontohkan: seorang siswa tidak bisa memahami novel sastra jika ia tidak tahu latar sejarah atau istilah yang digunakan dalam cerita itu.

Hal ini berlaku pula dalam konteks audio. Jika seseorang mendengarkan buku tentang filsafat tanpa latar belakang sebelumnya, maka isinya hanya akan “melintas” tanpa benar-benar tertangkap.

“Pengetahuan faktual adalah syarat untuk berpikir kritis,” tegasnya. Maka, metode belajar—baik itu mendengarkan atau membaca—harus memperkuat pondasi, bukan hanya menumpuk informasi.

Audio Book: Praktis tapi Tidak Sempurna

Bagikan

Opini lainnya
Terkini