Lantas, apakah mendengarkan buku sia-sia? Tidak juga.
Audio book menawarkan fleksibilitas, terutama bagi mereka yang punya waktu terbatas.
Selain itu, intonasi dan narasi bisa membantu membangun keterlibatan emosional, yang bisa memperkuat memori naratif.
Namun, Willingham mengingatkan, audio bukan jalan pintas. Mendengarkan efektif jika disertai strategi seperti membuat catatan mental, mengulang bagian penting, atau berdiskusi setelah mendengar.
Yang lebih ideal, kata dia, adalah pendekatan multimodal: gabungan antara audio dan teks.
Dengan begitu, otak menerima informasi lewat dua jalur: pendengaran dan visual-verbal. Ini sejalan dengan teori beban kognitif yang menyarankan distribusi informasi agar otak tidak terlalu terbebani.Pelajaran bagi Pembelajar Masa Kini
Buku Willingham memberi pelajaran penting di tengah maraknya teknologi edukasi: belajar bukan soal alat, tapi soal cara berpikir.
Audio book, video pendek, dan ringkasan digital seperti Blinkist adalah alat—namun hasilnya tetap ditentukan oleh seberapa dalam pikiran kita terlibat.
Kata Willingham, “Otak senang berpikir ketika tantangan cukup, dan hadiah kognitif terasa.”